Seri Hadis Jual-Beli dan Fikih Muamalah (009) – Pembelian Kucing dan Anjing

Hadis Kesembilan:

عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ قَالَ: سَأَلْتُ جَابِرًا عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَالسِّنَّوْرِ، فَقَالَ: زَجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ

وَالنَّسَائِيُّ وَزَادَ: { إِلَّا كَلْبَ صَيْدٍ }

Dari Abu Zubair, Ia berkata, “Aku bertanya kepada Jabir tentang harga penjualan kucing dan anjing, maka beliau menjawab, ‘Nabi (shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah melarang hal tersebut.’” [HR Muslim. Diriwajatkan juga oleh an-Nasai dengan tambahan redaksi: “Kecuali anjing untuk berburu.”]

 

Sumber ilustrasi foto: pexels.com

Validitas Hadis:

Hadis Abu az-Zubair tersebut diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya no. 1569. Sedangkan tambahan redaksi dari an-Nasai tentang pengecualian anjing untuk berburu maka merupakan tambahan yang daif, bahkan didaifkan oleh an-Nasai sendiri.

Faidah dan Penjelasan Ringkas dari Hadis:

Abu az-Zubair yang meriwayatkan hadis di atas adalah Muhammad bin Muslim al-Makki. Beliau adalah dari kalangan Tabi’in yang banyak meriwayatkan hadis dari Jabir (radhiyallahu ‘anhu), di antaranya hadis ini.

Jumhur (mayoritas) ulama mengharamkan penjualan anjing secara mutlak, tanpa pengecualian. Adapun tentang penjualan kucing maka di antara ulama yang berpendapat tentang keharaman hal tersebut adalah Abu Hurairah, Thawus dan Mujahid, sesuai dengan zahir hadis dimaksud. Sedangkan Jumhur berpendapat bahwa larangan dalam hadis tersebut bersifat tanzih (makruh), dan tidak sampai pada derajat haram.

Allahu a’lam.