Search
Close this search box.

Adab Niaga Sebagai Kunci Pembuka Pintu Rezeki (Part 3 – Doa dan Dzikir)

Bismillah,

Setelah kita memahami keutamaan bergegas dalam mencari rizki, bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mendoakan keberkahan di pagi hari, ini memotivasi kita untuk mengawali hari dengan lebih bersemangat lagi.

Tapi kita harus sadar betul, bahwa rezeki yang berkah hanya bisa diraih dengan ketaatan dan ketundukan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meninggalkan seluruh perkara-perkara yang dilarang, dan patuh mengerjakan seluruh perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebab-sebab kebaikan dan keberkahan rezeki itu semakin bertambah.

Sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

. . . وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ . . . (٣)

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At Thalaq [65] : 2-3)

Takwa menjadi sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan seseorang untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan, dan juga menjadi sebab datangnya rezeki.

Ilustrasi: pexels.com

Doa dan Dzikir

Adab penting berikutnya yang harus dilakukan oleh setiap niagawan dan usahawan Muslim adalah dengan senantiasa memperbanyak lisannya berdzikir dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan berdzikir dan berdoa, kita akan senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan begitu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melupakan seorang hamba yang senantiasa mengingat Rabb-nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَـٰرَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلْقُلُوبُ وَٱلْأَبْصَـٰرُ (٣٧)

Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).” (QS. An Nuur [24]: 37)

Sebaik-baiknya doa dan dzikir, adalah doa dan dzikir yang dibaca ketika seorang hamba mengerjakan sholat fardhu yang lima waktu. Dan ini merupakan kewajiban yang akan senantiasa melekat kepada seorang hamba, sesibuk apapun perniagaan dan usaha yang sedang dijalankannya. Hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala tegaskan dalam al-Qur`an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (٩)
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (١٠)

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (9). Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung (10).” (QS. Al Jumu’ah [62]: 9-10)

Ayat-ayat diatas mengingatkan kita, bahwa perniagaan yang kita lakukan tidaklah lebih penting daripada shalat. Shalat merupakan kewajiban yang wajib dilakukan, sesibuk apapun perniagaan dan usaha yang sedang kita jalani. Disisi lain, walaupun kita diperintahkan untuk bertebaran dimuka bumi dengan tujuan mencari rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dan anggota keluarga yang menjadi tanggungan kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap memerintahkan kita untuk banyak-banyak mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan inilah yang seharusnya memotivasi kita, untuk senantiasa berdzikir kepada Allah. Dengan memperbanyak istighfar, tahmid, tasbih, tahlil dan takbir. Agar perniagaan dan usaha yang kita lakukan bukan hanya meraih keuntungan di dunia tetapi juga di akhirat. Agar kita bukan termasuk orang yang dilalaikan dengan urusan dunia, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ (٩)

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Munaafiquun [63]: 9)

Terlalaikan seseorang dengan urusan-urusan dunia, perniagaan, ini bukanlah ciri seorang mukmin. Karena seorang mukmin sejati menjadikan dunia sebagai wasilah kebahagiaan akhirat.

Lalu memperbanyak doa, karena doa ini merupakan senjatanya orang-orang yang beriman. Bahkan berdoa merupakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar kita tidak dicap sebagai hamba Allah yang sombong. Sebagaimana firman-Nya:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (٦٠)

Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina’.” (QS. Ghafir [40]: 60)

Pada pembahasan terkait tabkir-bersegera dalam mencari rezeki sudah disebutkan doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika pagi hari yaitu:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.

Ya Allah aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal sholeh yang diterima.” (HR. Ibnu Majah no.925)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan doa kepada kita, agar diberikan kecukupan rezeki dengan rezeki yang halal, dan terhindar dari rezeki yang haram, beliau bersabda:

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Ya Allah, cukupkan aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Cukupkan aku dengan karunia-Mu (hingga aku tidak perlu meminta) kepada selain-Mu.” (HR. At Tirmidzi no. 3563)

Bagi kita yang terlilit hutang ataupun agar terhindar dari yang hutang, selain memperbanyak amal sholeh dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita juga bisa memperbanyak doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, sifat kikir, pengecut, lilitan hutang, dan dikuasai oleh orang lain.” (HR. Bukhari no. 6363)

Dari penjelasan diatas, sudah sepatutnya, seorang niagawan dan usahawan muslim mewarnai kehidupannya dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dimulai dengan perkara-perkara yang wajib (fardhu ‘ain). Lalu memperbanyak amalan-amalah sunnah, dan menghiasi setiap derap langkahnya dengan memperbanyak berdzikir dan berdoa.

Wallahu a’lam.

Rayk Manggala Syah Putra,
Sariwangi, Kabupaten Bandung Barat, 15 Ramadhan 1444 H / 6 April 2023

Artikel Lainnya