Seri Mutiara Hadis Riyadhush Shalihin 06 – Perkara yang Menakjubkan dari Mukmin dalam Sabar dan Syukur

Redaksi Hadis:   

وَعَنْ أبي يَحْيَى صُهَيْبِ بْنِ سِنَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ قَالَ: عَجَباً لأمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأِحَدٍ إِلاَّ للْمُؤْمِن: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خيْراً لَهُ. رواه مسلم

Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan (radhiyallahu ‘anhu), bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda: “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Seluruh perkaranya baik untuknya. Itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali mukmin. Jika ia ditimpa sesuatu yang menyenangkan, maka ia bersyukur, dan itu baik untuknya. Sedangkan apabila ia ditimpa suatu kesulitan, maka ia bersabar, dan itu baiknya untuknya.” [HR Muslim] 

Sumber: pexels.com

Penjelasan:

Hadis di atas menunjukkan bahwa dalam kehidupan ini pasti terdapat hal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Itu adalah suatu keniscayaan yang tak mungkin terhindarkan. Kita sering menyebut hal yang tidak menyeangkan itu dengan musibah dan ujian. Padahal, ujian itu tidak hanya berupa hal yang tidak menyenangkan saja, namun yang menyenangkan juga merupakan ujian. Bahkan, seringkali seorang hamba itu lulus dalam ujian perkara yang tidak menyenangkan (seperti: sakit dan kemiskinan), tapi tidak lulus dalam ujian perkara yang menyenangkan.

Karena itu sejumlah orang saleh terdahulu, di antaranya Imam Ahmad, menyatakan,

ابتُلِينا بالضراء فصبرنا ثم ابتلينا بالسراء فلم نصبر

“Kami diuji penderitaan, namun kami bisa tetap bersabar. Namun kemudian kami diuji dengan kesenangan dan kami sulit bersabar.”

Tegasnya, dalam kehidupan pasti ada kesenangan, baik dalam skala kecil maupun besar, yang kita dituntut untuk mensyukurinya, serta pasti ada penderitaan, baik dalam skala kecil maupun besar, yang kita dituntut untuk bersabar atasnya.