Bunda Apnita: Menggerakkan Komunitas Perempuan untuk Majukan UMKM Indonesia

Membangun Gerakan dari Hati

Di tengah kehidupan yang semakin dinamis, peran perempuan kini bukan hanya sebagai pendamping keluarga, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi. Hal ini menjadi inspirasi bagi Bunda Apnita, sosok perempuan asal Bogor yang mendedikasikan waktunya untuk membangun ruang pemberdayaan bagi sesama perempuan agar bisa tumbuh dan mandiri melalui usaha.

Sejak muda, Bunda Apnita dikenal gemar berkumpul dan berbagi cerita dengan orang-orang di sekitarnya. Kebiasaan sederhana itu kemudian menjadi awal dari langkah besar yang membawa dampak sosial. Setelah anak-anaknya beranjak dewasa, ia mencari kegiatan yang memberi manfaat lebih luas. Dari situlah muncul gagasan untuk membentuk wadah yang tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi perempuan di lingkungannya.

Lahirnya Komunitas Perempuan yang Saling Menguatkan

Dari gagasan tersebut, lahirlah dua komunitas besar yang kini dikenal luas: I-Mom Indonesia (Islamic Multitasking Moms) dan Persikindo (Persatuan Serikandi Kreatif Indonesia). Keduanya beranggotakan perempuan dari berbagai latar belakang yang memiliki satu tujuan sama yaitu meningkatkan kemandirian ekonomi dan saling mendukung dalam usaha.

Komunitas I-Mom Indonesia fokus pada pengembangan usaha berbasis prinsip syariah, mengedepankan akad yang halal dan anti-riba. Sementara itu, Persikindo bersifat lebih umum dan inklusif, memberikan ruang bagi perempuan untuk belajar, berkreasi, dan menumbuhkan jejaring usaha.

Bunda Apnita percaya bahwa kemandirian tidak bisa diperjuangkan sendiri. Melalui komunitas, para perempuan belajar membangun usaha, memasarkan produk, hingga memahami literasi digital. Dari yang awalnya hanya berjualan sederhana, kini banyak anggota yang mampu mengelola bisnis mandiri dan berkontribusi terhadap pertumbuhan UMKM Indonesia.

Bunda Apnita: Menggerakkan Komunitas Perempuan untuk Majukan UMKM Indonesia

Keteguhan dan Nilai yang Menjadi Pegangan

Bagi Bunda Apnita, memimpin komunitas bukan sekadar menjadi sosok yang memberi arahan, melainkan juga pendamping yang tumbuh bersama anggota. Ia dikenal tegas, disiplin, namun tetap hangat. Dalam setiap kegiatan, ia selalu menciptakan suasana kekeluargaan agar setiap anggota merasa didengar dan didukung.

Perjalanannya tidak selalu mudah. Ia pernah mengalami kegagalan usaha akibat terjerat riba. Namun, pengalaman itu menjadi titik balik penting yang membentuk prinsip hidupnya saat ini: bahwa keberkahan rezeki berawal dari niat dan cara yang benar. Ia kemudian aktif membagikan pengalaman tersebut kepada para anggota agar lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial.

Bunda Apnita pun menekankan tiga prinsip utama yang ia pegang dalam setiap langkah wirausaha: niat, tekad, dan nekat. Niat menjadi landasan spiritual, tekad menjadi kekuatan untuk bertahan, dan keberanian menjadi dorongan untuk memulai. Prinsip sederhana ini ia tularkan kepada seluruh anggota komunitas, mendorong mereka untuk tidak takut mengambil langkah pertama.

Dampak Nyata bagi UMKM Indonesia

Ketekunan dan kepemimpinan Bunda Apnita membuahkan hasil nyata. Komunitas I-Mom dan Persikindo kini menjadi wadah pembelajaran, kolaborasi, dan pemberdayaan ekonomi perempuan. Melalui pelatihan digital marketing, bazar UMKM, hingga kegiatan sosial, semakin banyak perempuan yang menemukan jalan untuk berdaya.

Tak sedikit dari para anggota yang kini memiliki penghasilan tambahan, membantu ekonomi keluarga, bahkan membuka peluang kerja baru di lingkungannya. Bunda Apnita sendiri merasa bangga melihat perubahan itu. Baginya, kebahagiaan terbesar bukan dari materi, tetapi dari rasa syukur melihat orang lain tumbuh dan mendapatkan manfaat.

Harapan untuk Perempuan dan UMKM Indonesia

Ke depan, Bunda Apnita berharap agar semakin banyak perempuan Indonesia berani melangkah dan bergabung dalam komunitas yang memberdayakan. Ia ingin I-Mom dan Persikindo terus berkembang ke berbagai daerah, menjadi ruang bagi perempuan untuk belajar, saling menopang, dan tumbuh bersama.

Baginya, pemberdayaan tidak harus dimulai dari modal besar. Cukup dengan niat tulus, semangat berbagi, dan keberanian untuk memulai, perubahan bisa terjadi. Dari ruang-ruang sederhana tempat komunitas ini berkegiatan, semangat perempuan berdaya terus menyala, membawa harapan baru bagi masa depan UMKM Indonesia.

Bagikan :

Artikel Terkait

Untuk Ziah: Perjuangan Bu Tini Sembuhkan Anaknya

Kehilangan orang-orang tersayang dengan begitu cepat tak pernah terbayangkan di hidup Tini Martini (37 tahun) sebelumnya. Dia telah kehilangan anak pertamanya karena sakit 10 tahun lalu. 6 tahun kemudian, suaminya meninggal karena penyakit yang jantung yang diderita. Kini hanya ada Siti Fadhillah (7 tahun) yang akrab disapa Ziah bersamanya. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang

Selengkapnya »
Toko Service HP Pak Agus

Toko Service HP untuk Pak Agus, Pejuang Penyintas Tumor Kaki

Toko Service HP Pak Agus – Namanya Agus Sofian (33th), ia adalah pria asal pedalaman Sumatera Barat yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ia merantau membawa keluarganya, yakni seorang istri, anak, dan keponakan. Meskipun kehidupan kota begitu  keras , dengan segala keterbatassanya Pak Agus tak letih untuk berjuang tanpa

Selengkapnya »
Rumah Tahfidz Permata

Rumah Tahfidz Permata : Hari Santri, Bangun Ekonomi Negeri

Sejak tahun 2015, Hari Santri diperingati tiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22. Dalam peringatan Hari Santri tahun ini, Evermos turut  mengenang perjuangan dan teladan jihad para santri Rumah Tahfidz Permata dengan menyelenggarakan acara Kajian dan Doa bertemakan, “Peran Santri Dalam Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Materi Kajian dibawakan langsung oleh Dr. KH. Abdul Ghofur

Selengkapnya »