Evermos Impact Stories

Finalia Meiriana, seorang guru dengan rutinitas yang padat, telah lama  memiliki hobi berjualan. Sejak sebelum menikah, Finalia sudah tertarik pada dunia usaha kecil-kecilan. Setelah berkeluarga, dorongan untuk berjualan semakin besar, terutama dengan membuka toko kecil. Awalnya, kakaknya yang membantu mengisi stok barang, tetapi seiring waktu, Finalia mulai mengelola sendiri, termasuk belanja grosir.    Transisi ke

Dea Hardiansyah atau disapa Dea memulai perjalanan bisnisnya sejak 2012 dengan menjual celana jeans di Kaskus, platform forum online populer saat itu. Ketika media sosial dan marketplace sekarang belum berkembang, ia memanfaatkan Kaskus sebagai channel utama penjualannya. Dari waktu ke waktu, Dea mulai mencoba berbagai platform baru, seperti Facebook atau Meta, untuk mempromosikan produknya.  Seiring

Eny Susiana, seorang ibu rumah tangga asal Sidoarjo, memulai perjalanan bisnisnya dengan jualan online sebagai cara untuk mengisi waktu di rumah. Awalnya, ia menjual produk tas Batam, namun pasar yang menengah ke atas membuatnya kesulitan untuk berjualan secara konsisten. Pada tahun 2018, suami beliau jatuh sakit, dan ia memutuskan untuk vakum sementara dari dunia jualan

Bisnis kuliner yang sukses biasanya dimulai dari kecintaan terhadap memasak dan itulah yang menjadi pondasi utama bagi bisnis kuliner ‘Resep Pollina’. Dengan masakan khas Bukittinggi yang otentik dan bumbu langsung dari Padang, Resep Pollina menjadi brand kuliner yang digemari banyak orang. Berikut ini adalah kisah inspiratif di balik Resep Pollina serta tips suksesnya.   Awal

Indah Dewi Mentari, seorang ibu asal Medan, memiliki perjalanan inspiratif dalam membangun bisnisnya di Evermos. Berawal dari tantangan resign kerja karena masalah kesehatan, ia berhasil membuktikan bahwa dengan konsistensi dan semangat, kesuksesan tetap bisa ia raih meski dari rumah.   Awal Mula Bergabung di Evermos Pada tahun 2020, saat mengandung anak pertamanya, Indah kerap merasa

Perjalanan Nando Tifano membangun Rozs Parfume dimulai pada tahun 2020, di tengah pandemi COVID-19. Saat itu, Nando adalah seorang mahasiswa baru yang merasa kurang produktif di sela-sela rutinitas kuliah dan aktivitas lainnya. Situasi pandemi memberi waktu lebih untuk merenung, dan akhirnya mendorongnya untuk menciptakan sesuatu yang bermakna. Dengan semangat mencoba, ia memutuskan untuk merintis sebuah