CBL merupakan usaha yang berfokus pada penjualan tas, dimulai dari toko offline di Bandung, tepatnya di pusat kota, Pasar Kota Kembang. Didirikan pada tahun 1980-an, bisnis ini awalnya dijalankan oleh orang tua Achmad Taufik sebagai generasi pertama. Sebagai usaha keluarga, kini usaha tersebut dijalankan oleh Achmad Taufik sebagai generasi kedua. Usaha ini telah beroperasi secara tradisional hingga beberapa dekade, namun karena pandemi Covid-19, usaha ini harus memanfaatkan perkembangan teknologi agar relevan dengan keadaan saat ini.
Pada tahun 2020, CBL mulai merambah ke pasar online melalui platform seperti Evermos. Melalui Evermos, beliau juga bisa membantu para reseller untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Di sisi lain, melalui para reseller itu pula produknya bisa semakin dikenal dan tersebar ke berbagai wilayah. Dampaknya, usaha beliau bisa semakin tumbuh dan berkembang hingga sekarang. Ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar, memanfaatkan permintaan yang meningkat melalui penjualan digital. Kini, CBL tidak hanya beroperasi secara offline tetapi juga online agar dapat bersaing di pasaran.
Mengikuti Tren Jadi Salah Satu Cara Mempertahankan Usaha
Fokus utama produk CBL adalah tas wanita, meskipun juga menyediakan berbagai jenis tas lainnya, seperti tas sekolah dan koper. CBL memproduksi sebagian besar tas secara mandiri melalui konveksi mereka, sementara sebagian lainnya diperoleh melalui sistem jual beli dan kerja sama dengan pihak ketiga (maklon). Hal ini memberikan variasi pada produk mereka, sekaligus menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Desain dan model tas dari CBL mengambil inspirasi dari berbagai sumber, mulai dari internet hingga marketplace dan media sosial. Setiap model baru biasanya diproduksi dalam jumlah terbatas untuk uji pasar sebelum diproduksi secara masal.
Menjaga Kualitas Barang Jadi Salah Satu Cara Menjaga Kepercayaan Pelanggan
Kepercayaan pelanggan merupakan hal yang penting dalam sebuah usaha. Ini juga yang berusaha Achmad Taufik jaga. Demi menjaga kepercayaan pelanggan, beliau berusaha memberikan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau untuk kalangan lokal. CBL berusaha memproduksi tas dengan harga relatif murah tetapi tetap mempertahankan standar kualitas premium. Selain itu, CBL memiliki tim tersendiri di bagian quality control untuk mengontrol kualitas produk. Sebelum produk dikirimkan ke konsumen, tas akan melalui proses pengecekan kembali untuk memastikan kualitasnya.
Selain menjual dengan brand CBL, adanya permintaan dari para reseller di marketplace untuk produk tanpa branding membuat CBL menyesuaikan diri. Hal ini memungkinkan reseller untuk melakukan rebranding dan menjual produk tersebut dengan brand mereka sendiri.
Dampak Transformasi Digital: Pentingnya Upgrade Skill agar Bisnis Relevan dengan Kondisi Sekaran
Peralihan usaha dari offline ke online mengharuskan Achmad Taufik untuk upgrade wawasan dalam banyak hal. Bisnis yang awalnya beroperasi secara offline beralih ke online sehingga mengharuskan adanya perbaikan dalam manajemen sumber daya manusia dan peningkatan wawasan dalam hal pemasaran digital. Bisnis yang awalnya berfokus dalam penjualan offline, kini harus beradaptasi dengan iklan digital, pembuatan konten, serta editing video untuk promosi. Saat ini, Achmad Taufik mengaku fokus untuk belajar digital advertising untuk diterapkan dalam usahanya. Kebetulan, istri beliau memang paham tentang hal tersebut sehingga cukup memudahkan beliau dalam hal tersebut.
Produksi Menjadi Salah Satu Tantangan yang Harus Dihadapi Achmad Taufik
Menjalankan sebuah usaha pasti akan melalui banyak tantangan. Achmad Taufik mengungkapkan, tantangan terbesarnya terutama dalam hal produksi. Beliau harus memastikan kinerja penjahit dan memastikan semua kebutuhan produk terpenuhi dengan baik. Beragam keinginan dan kebutuhan dalam proses produksi mengharuskan CBL untuk fleksibel dan cepat beradaptasi.
Harapan dan Tips dari Achmad Taufik untuk Pengusaha Pemula
Achmad Taufik berharap suatu saat nanti bisa memasarkan produknya dengan brand sendiri. Saat ini, belum bisa seperti itu karena kebanyakan reseller membeli produk tanpa brand agar bisa mereka rebranding lagi. Selain mengungkapkan harapannya, beliau juga berbagi tips untuk para pengusaha pemula. Menurut beliau, saat ingin memulai bisnis, jalankan ide yang sudah ada. Jangan takut untuk mencoba ide baru. Tantangan pasti akan ada, tetapi hadapilah dengan penuh keyakinan. Kemudian, konsisten dan berkomitmen juga penting. Tak kalah penting, hadapi masalah dan jangan menghindar. Setiap masalah yang dihadapi pasti memiliki solusi, dan masalah tersebut justru dapat menjadi pelajaran berharga untuk pertumbuhan bisnis.