Dari Reseller Jadi Brand Fashion Mandiri: Kisah Lusianasae yang Menginspirasi UMKM Indonesia

Perjalanan Awal yang Penuh Keresahan

Setiap usaha besar sering kali berawal dari keresahan kecil. Hal itu pula yang dialami oleh Novi Fatkhiyatul Muyassaroh, akrab disapa Maya, sosok di balik brand fashion Lusianasae.

Sejak lama Maya senang berjualan secara sederhana, mulai dari tas hingga kosmetik, namun belum benar-benar menekuni dunia bisnis. Kehidupan berubah ketika ia menikah pada tahun 2022 dan merantau ke Jakarta. Dari suaminya, Maya banyak belajar bahwa berjualan bukan hanya soal menawarkan produk, tetapi juga membutuhkan strategi, branding, dan keberanian untuk membangun sesuatu yang berdampak.

Pengalaman kehamilan juga menjadi titik balik. Saat mencari pakaian hamil yang nyaman, Maya menemukan bahwa pilihan di pasaran sangat terbatas dan cenderung seragam. Dari situlah muncul gagasan untuk menghadirkan produk fashion yang tidak hanya memenuhi kebutuhan, tetapi juga memberikan kenyamanan dan sentuhan personal bagi penggunanya.

Dari Reseller Jadi Brand Fashion Mandiri: Kisah Lusianasae yang Menginspirasi UMKM Indonesia

Dari Reseller Menuju Produksi Mandiri

Awalnya Maya memulai perjalanan bisnisnya sebagai reseller, mengambil produk dari pusat grosir di Tanah Abang. Namun, perjalanan ini penuh tantangan. Ketika stok dari supplier habis, usahanya pun ikut terhenti. Situasi ini membuat Maya sadar bahwa ketergantungan penuh pada supplier membatasi pertumbuhan brand.

Tahun 2023 menjadi titik penting. Maya bersama suami memutuskan untuk memproduksi produk sendiri, sekaligus memperkenalkan brand Lusianasae secara resmi. Dengan riset mendalam, mulai dari kebutuhan konsumen hingga segmentasi pasar, Lusianasae hadir dengan produk fashion muslim yang sederhana, nyaman, dan timeless.

Nilai Utama: Empati pada Konsumen

Lusianasae dibangun dengan prinsip empati. Maya selalu berusaha memahami kebutuhan konsumen sebelum menghadirkan koleksi terbaru. Dari bahan, desain, hingga kenyamanan, semuanya dirancang agar sesuai dengan kehidupan sehari-hari para penggunanya.

Salah satu strategi unik Lusianasae adalah menghadirkan produk dalam jumlah terbatas. Konsep limited edition membuat konsumen merasa spesial dan terhindar dari kesan “seragam massal”. Hal ini terbukti efektif, karena banyak koleksi Lusianasae yang terjual habis hanya dalam waktu singkat.

Selain itu, produk Lusianasae dikenal karena kesederhanaannya. Desain yang tidak berlebihan, mudah dipadupadankan, serta nyaman dipakai menjadi daya tarik utama, terutama bagi segmen ibu-ibu yang menjadi basis konsumen brand ini.

Dari Reseller Jadi Brand Fashion Mandiri: Kisah Lusianasae yang Menginspirasi UMKM Indonesia

Tantangan dan Peran Ganda

Membangun brand dari nol tentu bukan perjalanan mudah. Tantangan terbesar yang Maya rasakan adalah membangun kepercayaan konsumen. Di tengah ketatnya persaingan industri fashion, kepercayaan menjadi modal penting untuk bertahan dan berkembang.

Sebagai seorang ibu muda, Maya juga menghadapi tantangan dalam membagi waktu antara keluarga dan bisnis. Peran sebagai istri, ibu, sekaligus entrepreneur sering kali membuatnya harus pintar mengatur prioritas. Namun, dengan dukungan keluarga dan kerja keras, ia terus melangkah maju bersama Lusianasae.

Dampak Positif Lusianasae

Lebih dari sekadar brand fashion, Lusianasae juga membawa dampak sosial. Maya ingin agar usahanya tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga memberikan manfaat bagi orang lain. Dari membuka kesempatan kerja, memberdayakan tim kecil yang ia anggap seperti keluarga, hingga membangun hubungan yang erat dengan konsumen, semua dilakukan dengan semangat berbagi nilai dan kebermanfaatan.

Ke depan, Maya berharap Lusianasae dapat terus tumbuh sebagai UMKM Indonesia yang mampu bersaing di pasar yang lebih luas, tanpa kehilangan identitas dan nilai empati yang menjadi fondasinya.

Bagikan :

Artikel Terkait

Untuk Ziah: Perjuangan Bu Tini Sembuhkan Anaknya

Kehilangan orang-orang tersayang dengan begitu cepat tak pernah terbayangkan di hidup Tini Martini (37 tahun) sebelumnya. Dia telah kehilangan anak pertamanya karena sakit 10 tahun lalu. 6 tahun kemudian, suaminya meninggal karena penyakit yang jantung yang diderita. Kini hanya ada Siti Fadhillah (7 tahun) yang akrab disapa Ziah bersamanya. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang

Selengkapnya »
Toko Service HP Pak Agus

Toko Service HP untuk Pak Agus, Pejuang Penyintas Tumor Kaki

Toko Service HP Pak Agus – Namanya Agus Sofian (33th), ia adalah pria asal pedalaman Sumatera Barat yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ia merantau membawa keluarganya, yakni seorang istri, anak, dan keponakan. Meskipun kehidupan kota begitu  keras , dengan segala keterbatassanya Pak Agus tak letih untuk berjuang tanpa

Selengkapnya »
Rumah Tahfidz Permata

Rumah Tahfidz Permata : Hari Santri, Bangun Ekonomi Negeri

Sejak tahun 2015, Hari Santri diperingati tiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22. Dalam peringatan Hari Santri tahun ini, Evermos turut  mengenang perjuangan dan teladan jihad para santri Rumah Tahfidz Permata dengan menyelenggarakan acara Kajian dan Doa bertemakan, “Peran Santri Dalam Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Materi Kajian dibawakan langsung oleh Dr. KH. Abdul Ghofur

Selengkapnya »