Adanya permasalahan gizi di daerah terpencil Indonesia mendorong Mbak Azalea mendirikan bisnis untuk membantu masyarakat di sana agar memperoleh penghasilan sehingga bisa membeli makanan bergizi. Bisnis ini akan memberdayakan para perempuan untuk memproduksi souvenir dari kerajinan anyaman sehingga mereka bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan yang berkelanjutan. Melalui bisnis ini, Mbak Azalea berharap bisnisnya bisa memberikan manfaat dan berkah untuk banyak orang serta memiliki dampak sosial dan lingkungan.
Cerita Berdirinya Du Anyam, Berawal dari Permasalahan Sosial
Du Anyam merupakan suatu social enterprise atau bisnis sosial yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kualitas perempuan melalui kerajinan anyaman. Bisnis ini berawal dari keinginan Mbak Azalea untuk membantu mengatasi permasalahan gizi bayi dan anak di daerah terpencil Indonesia. Setelah ditelusuri, ternyata akar permasalahan tersebut adalah tidak adanya akses perempuan terhadap uang tunai untuk membeli makanan bergizi, mengakses layanan kesehatan, dan pendidikan. Padahal, mereka memiliki kearifan lokal turun temurun yakni menganyam tetapi tidak memiliki pasar.
Permasalahan tersebut mendorong Mbak Azalea untuk mendirikan bisnis kerajinan anyaman untuk membantu para perempuan tersebut agar memperoleh penghasilan tambahan. Langkah ini semakin mudah dengan melimpahnya bahan baku untuk menganyam di daerah tersebut sehingga kerajinan anyaman bisa diproduksi dalam jumlah besar. Melalui Du Anyam, Mbak Azalea akan membantu menghubungkan antara penganyam dengan pembeli dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga luar negeri sehingga kegiatan ekonomi bisa berjalan dan mereka bisa memperoleh penghasilan untuk membeli makanan bergizi.
Alasan Du Anyam Fokus Pada Produk Souvenir
Mbak Azalea selaku owner Du Anyam mengungkapkan, Du Anyam berfokus pada produk souvenir karena produk ini bisa diproduksi dalam volume besar dan penjualannya bisa secara grosir sehingga membutuhkan banyak pengayam dalam produksinya. Hal ini sesuai dengan tujuan Mbak Azalea untuk membantu sebanyak-banyaknya perempuan terutama ibu-ibu di daerah terpencil. Selain itu, produk souvenir juga sangat diminati oleh perusahaan sehingga menjadi peluang besar untuk Du Anyam. Mbak Azalea sempat menjual produk perlengkapan hotel sebelumnya, tetapi penjualannya menurun saat pandemi Covid-19. Pada akhirnya Mbak Azalea memilih fokus untuk menjual produk souvenir perusahaan karena ini merupakan peluang bisnis yang besar untuk para penganyam di daerah terpencil agar mereka bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan yang berkelanjutan.
Du Anyam, Berikan Dampak Sosial dan Lingkungan
Sesuai tujuan awal untuk membantu para perempuan, saat ini Du Anyam telah bekerja sama dengan 1200 penganyam di daerah Flores, NTT dan Kalimantan Selatan yang kebanyakan dari mereka merupakan ibu rumah tangga. Mbak Azalea memilih Flores karena NTT merupakan salah satu wilayah yang memiliki tingkat permasalahan gizi buruk di Indonesia. Sementara di Kalimantan, beliau pernah bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk mengadakan program menganyam yang mana salah satu jenis anyaman tersebut bisa membantu mencegah kebakaran hutan dan saat kerja sama tersebut berakhir, Mbak Azalea melanjutkan program tersebut ke dalam bisnis Du Anyam.
Mbak Azalea mengungkapkan, para penganyam berasal dari berbagai desa di wilayah tersebut sehingga dalam pengelolaannya, Mbak Azalea dibantu oleh koordinator penganyam dari masing-masing desa. Selain itu, beliau juga mempekerjakan pengayam ahli untuk riset produk terbaru dan mereka memperoleh penghasilan yang berbeda dengan penganyam lainnya. Agar lebih mudah dalam mengelolanya, Mbak Azalea menggunakan aplikasi Krealogi yang beliau rancang untuk membantu mencatat produksi dan pembayarannya. Melihat aplikasi tersebut menunjukkan performa yang baik, akhirnya Mbak Azalea mengembangkan aplikasi tersebut agar bisa digunakan untuk UMKM lain. Selain itu, beliau juga mengadakan pelatihan menganyam dari penganyam ahli lokal serta pelatihan lainnya tentang finansial, Bahasa Inggris, komputer, dan aplikasi untuk meningkatkan kemampuan para penganyam dan timnya. .
Cara Du Anyam Menjaga Kepercayaan Tim dan Konsumen
Perjalanan Du Anyam tidak lepas dari peran tim internal dan eksternal. Karena itu, Mbak Azalea berusaha untuk menjaga keduanya agar bisa berjalan dengan baik. Beliau berusaha membuat tim internal merasa bahagia dan memiliki kesadaran bahwa mereka berguna serta berkontribusi terhadap bisnis Du Anyam. Hal ini penting karena kualitas tim internal sangat berpengaruh terhadap kualitas eksternal. Jika internal suatu bisnis baik, kemungkinan besar eksternal juga ikut baik.
Mbak Azalea juga berusaha untuk menjaga kepercayaan konsumen dengan cara memberikan produk yang berkualitas dan pelayanan yang proaktif, jujur, komunikatif, serta solutif. Menurut beliau, kualitas produk yang bagus sangat penting untuk mempertahankan pelanggan. Apalagi pembeli produk Du Anyam kebanyakan merupakan perusahaan sehingga kekuatan word of mouth dalam pemasarannya. Oleh karena itu, Du Anyam berusaha menjaga kualitas produk dan memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya.
Tantangan Saat Bisnis Du Anyam
Selama menjalankan bisnis Du Anyam, Mbak Azalea mengaku menghadapi berbagai tantangan. Saat awal merintis, tantangan yang dihadapi perihal kepercayaan dan keuangan. Sementara seiring berjalannya waktu, tantangan terberatnya adalah menyeimbangkan antara supply dan demand. Mbak Azalea menyadari, bisnis Du Anyam merupakan bisnis kerajinan yang produksinya tidak menggunakan mesin. Karena itu, beliau harus mampu mengelola ketersediaan stok dengan baik, terlebih ketika ada kendala dalam produksi seperti hujan dan sebagainya.
Harapan Mbak Azalea: Bukan Mencari Profit Saja
Mbak Azalea berharap, Du Anyam yang merupakan social enterprise tidak hanya mencari keuntungan saja tetapi juga bisa memberikan dampak sosial dan lingkungan di Indonesia melalui kerajinan tangan. Beliau mengungkapkan, saat ini Du Anyam sudah menjadi supplier untuk IKEA. Hal ini membuktikan bahwa meski bisnisnya berbasis di desa tetapi produknya bisa menyebar ke berbagai kalangan. Dengan begitu, Du Anyam berhasil membangun industri yang berbasis di desa dengan produk kerajinan tangan yang memiliki kearifan lokal serta bisa memiliki dampak sosial dan lingkungan.
Tips Bisnis dari Mbak Azalea, 3P (Passion, Purpose, Persistent)
Tak hanya bercerita tentang bisnisnya, Mbak Azalea juga berbagi tips bisnis. Menurut beliau, suatu bisnis harus memiliki value dan kualitas produk yang bagus. Value akan membuat orang tertarik untuk membeli, sedangkan kualitas produk akan menentukan pembeli melakukan repeat order atau tidak. Itu sebabnya, suatu bisnis harus memiliki value dan kualitas produk yang bagus karena tanpaitu bisnis akan sulit bertahan.
Selain itu, Mbak Azalea juga menerapkan 3P dalam menjalankan bisnisnya yaitu passion, purpose, dan persistent. Menurut beliau, dalam bisnis harus punya passion dalam arti harus sabar dalam menjalankan prosesnya. Kemudian, dalam bisnis juga harus ada purpose atau tujuan sehingga akan lebih mudah dalam menentukan target bisnis yang akan dicapai. Terakhir, dalam berbisnis kita harus persistent atau gigih dan tidak mudah menyerah dalam menjalankan bisnis tersebut.