Dari passion menjadi jalan pemberdayaan
Berawal dari kegemarannya di dunia tekstil, Amy Lova Soga mendirikan Soga Production pada tahun 2020. Awalnya, Amy hanya membuat produk fashion secara kecil-kecilan, namun seiring waktu ia menemukan peluang yang lebih besar di bidang jasa produksi. Berbekal pengalamannya sebagai supplier kain, Amy mulai menangani pesanan B2B (business-to-business) dari berbagai brand yang membutuhkan layanan jahit dan konsultasi produksi.
Keahlian Amy dalam memahami karakter kain dan proses produksi menjadi nilai tambah tersendiri. Banyak brand pemula yang datang untuk meminta saran tentang bahan, konsumsi kain, hingga efisiensi biaya produksi. “Banyak pelaku brand yang punya ide dan modal, tapi belum memahami aspek teknis garmen,” ujarnya dalam wawancara. Melalui Soga Production, Amy hadir sebagai jembatan antara kreativitas dan realitas produksi fashion yang berkelanjutan.
Produksi rumahan yang membuka peluang kerja
Kini, Soga Production menggerakkan jaringan produksi rumahan yang tersebar di beberapa wilayah Bandung, seperti Cijerah, Soreang, dan Cililin.
Dengan enam mesin jahit in-house dan puluhan penjahit rumahan tambahan, Amy memberdayakan bapak-bapak dan ibu-ibu mantan pekerja pabrik yang kini bisa tetap produktif dari rumah.
Model kerja ini memberi dampak ganda: Amy dapat memenuhi kebutuhan produksi skala besar secara fleksibel, sementara para penjahit mendapatkan penghasilan tambahan tanpa perlu modal besar. Mereka cukup menerima bahan dan perlengkapan dari Soga Production, lalu fokus pada keahlian menjahit.
Kemitraan ini juga memperkuat rantai pasok lokal. Setiap proses dilakukan secara manual dengan efisiensi tinggi berkat keterampilan para pengrajin yang sudah terlatih, memastikan hasil produksi tetap optimal tanpa banyak limbah kain.
Kolaborasi dan dampak di balik kemitraan
Soga Production bukan sekadar bisnis jasa, melainkan wadah kolaborasi yang mendukung banyak pelaku usaha lokal. Amy menggandeng seorang kepala produksi berpengalaman, yang membantu menghitung pola, konsumsi kain, dan efisiensi potongan. Efisiensi menjadi kunci keberlanjutan produksi karena selisih sekecil 0,2 yard kain per potong bisa berdampak besar ketika dikalikan ribuan produk.
Selain itu, Amy aktif menyeleksi dan membina penjahit-penjahit agar memiliki disiplin dan keandalan tinggi. Ia mengakui tantangan terbesar ada pada komunikasi dan konsistensi tenaga kerja, namun melalui pendekatan berbasis kepercayaan dan pelatihan informal, Soga Production terus tumbuh menjadi jaringan konveksi rumahan yang solid dan mandiri.
Mendukung UMKM untuk naik kelas
Kerja sama Amy dengan Evermos memperluas dampak pemberdayaan ini. Sebagai bagian dari ekosistem Evermake, Soga Production membantu banyak UMKM fashion untuk meningkatkan kualitas produknya, mulai dari pemilihan bahan hingga pengelolaan biaya produksi yang efisien.
Melalui ekosistem ini, Amy tidak hanya memberikan layanan teknis, tetapi juga membuka kesempatan bagi pelaku UMKM untuk memahami proses produksi profesional tanpa harus memiliki pabrik sendiri. Hal ini menjadi langkah nyata menuju pemerataan peluang usaha dan peningkatan daya saing UMKM fashion Indonesia.
Menjahit masa depan, satu peluang dalam satu jahitan
Lima tahun perjalanan Soga Production menjadi bukti bahwa pemberdayaan bisa dimulai dari rumah.
Dengan memanfaatkan keterampilan lokal, Amy berhasil menciptakan sistem produksi yang berdaya, inklusif, dan efisien—sekaligus membuka jalan bagi banyak keluarga di sekitar Bandung untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Ke depan, Amy bercita-cita mengembangkan “Soga Universe”, yaitu lini brand fashion yang memanfaatkan pengalaman bertahun-tahun mengembangkan brand lain. Melalui langkah ini, Amy ingin membawa nilai-nilai keberdayaan yang sama ke dalam produknya sendiri menjahit keberlanjutan dari setiap potongan kain, demi masa depan UMKM fashion Indonesia yang lebih kuat.










