Monika Dian Ardianti: Dari Dunia Perbankan ke Jalan Pemberdayaan Bersama Evermos

Dari Dunia Perbankan ke Dunia Pemberdayaan

Setelah 17 tahun berkarier di dunia perbankan, Monika Dian Ardianti sempat bertanya-tanya tentang langkah hidup berikutnya. Terbiasa bekerja dengan ritme yang teratur dan memiliki penghasilan tetap, Monika mulai mencari peluang baru yang bisa memberinya ruang untuk berkembang tanpa harus terikat jam kerja.

Tahun 2019 menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Di tengah proses persiapan resign, Monika menemukan berbagai platform bisnis daring, salah satunya Evermos. Meski sempat terhenti karena kesibukan, tahun 2020 ia mulai membuka kembali aplikasinya dan mencoba berjualan menjelang bulan Ramadan. Dari momen sederhana itu, langkah baru menuju pemberdayaan dimulai.

Menemukan Makna Baru dalam Berjualan

Penjualan pertamanya sukses besar. Produk kebutuhan rumah tangga seperti mukena dan sarung menjadi titik awal perjalanan Monika sebagai reseller Evermos. Tak lama berselang, konsistensinya membuat tim Evermos mempercayakannya menjadi Koordinator Reseller Indonesia (Kori) untuk area Malang.

Peran barunya membawa tantangan tersendiri. Di tengah keterbatasan produk dan sistem yang masih berkembang, Monika belajar banyak tentang komunikasi, empati, dan manajemen komunitas. Pengalaman panjangnya di bidang layanan pelanggan membantu Monika mengelola berbagai situasi termasuk ketika menghadapi keluhan atau kendala dari para reseller di bawah bimbingannya.

Bagi Monika, menjadi bagian dari Evermos bukan hanya tentang penjualan, tetapi juga tentang membangun hubungan dan menumbuhkan semangat kolaborasi. “Saya merasa pengalaman saya dulu di layanan pelanggan jadi berguna lagi di sini,” tuturnya dalam wawancara. “Yang terpenting, saya bisa membantu orang lain untuk tetap semangat berikhtiar.”

Monika Dian Ardianti: Dari Dunia Perbankan ke Jalan Pemberdayaan Bersama Evermos

Membangun Komunitas yang Tangguh

Sebagai Kori, Monika tak hanya mengarahkan, tetapi juga menjadi pendamping bagi ratusan reseller di area Malang. Ia aktif membuat materi promosi sederhana, berbagi tips, dan menyusun strategi agar anggota grupnya tetap produktif.

Meski begitu, ia belajar untuk menjaga keseimbangan emosional dalam memimpin komunitas. Tidak semua reseller bisa konsisten, dan bagi Monika, itu hal yang wajar. Ia memilih untuk fokus pada mereka yang benar-benar memiliki semangat belajar dan berjuang.

Pendekatan ini terbukti efektif. Komunitas yang dibinanya menjadi lebih solid dan produktif. Beberapa anggota bahkan berhasil meningkatkan omzet mereka secara signifikan berkat pendampingan Monika.

Selain memberikan pendampingan, ia juga kerap memberikan reward kecil sebagai bentuk apresiasi bagi reseller berprestasi. Menurutnya, dukungan moral dan penghargaan sederhana mampu meningkatkan motivasi jauh lebih besar daripada sekadar angka penjualan.

Tetap Tumbuh di Tengah Perubahan

Lima tahun bersama Evermos membuat Monika menjadi saksi perubahan besar, mulai dari kebijakan internal hingga jenis produk yang semakin beragam. Meski begitu, ia tetap menjalankan perannya dengan semangat yang sama.

Kini, produk-produk perlengkapan dapur menjadi fokus utamanya, menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan komunitas ibu rumah tangga di sekitarnya. Ia juga memanfaatkan media sosial dan WhatsApp untuk memperluas jaringan, sambil menjaga hubungan baik dengan pelanggan lama.

Bagi Monika, naik turunnya penjualan adalah hal biasa. Yang terpenting, ia tetap merasa bahagia bisa berdaya dari rumah dan membantu perempuan lain menemukan potensi mereka. “Selama masih bisa bermanfaat bagi orang lain, saya ingin terus bertahan di sini,” ujarnya.

Membawa Semangat Pemberdayaan ke Lebih Banyak Perempuan

Kisah Monika menunjukkan bahwa pemberdayaan bisa dimulai dari langkah kecil dari rumah, dari niat untuk terus belajar, dan dari keinginan untuk berbagi manfaat.

Evermos menjadi jembatan yang menghubungkannya dengan peluang dan komunitas yang sejalan dengan visinya: membantu perempuan menjadi lebih mandiri secara ekonomi tanpa kehilangan keseimbangan hidup.

Melalui peran dan perjalanannya, Monika membuktikan bahwa setiap perempuan punya kesempatan untuk tumbuh, berdaya, dan memberikan dampak positif bagi lingkungannya.

Bagikan :

Artikel Terkait

Untuk Ziah: Perjuangan Bu Tini Sembuhkan Anaknya

Kehilangan orang-orang tersayang dengan begitu cepat tak pernah terbayangkan di hidup Tini Martini (37 tahun) sebelumnya. Dia telah kehilangan anak pertamanya karena sakit 10 tahun lalu. 6 tahun kemudian, suaminya meninggal karena penyakit yang jantung yang diderita. Kini hanya ada Siti Fadhillah (7 tahun) yang akrab disapa Ziah bersamanya. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang

Selengkapnya »
Toko Service HP Pak Agus

Toko Service HP untuk Pak Agus, Pejuang Penyintas Tumor Kaki

Toko Service HP Pak Agus – Namanya Agus Sofian (33th), ia adalah pria asal pedalaman Sumatera Barat yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ia merantau membawa keluarganya, yakni seorang istri, anak, dan keponakan. Meskipun kehidupan kota begitu  keras , dengan segala keterbatassanya Pak Agus tak letih untuk berjuang tanpa

Selengkapnya »
Rumah Tahfidz Permata

Rumah Tahfidz Permata : Hari Santri, Bangun Ekonomi Negeri

Sejak tahun 2015, Hari Santri diperingati tiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22. Dalam peringatan Hari Santri tahun ini, Evermos turut  mengenang perjuangan dan teladan jihad para santri Rumah Tahfidz Permata dengan menyelenggarakan acara Kajian dan Doa bertemakan, “Peran Santri Dalam Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Materi Kajian dibawakan langsung oleh Dr. KH. Abdul Ghofur

Selengkapnya »