Pamo Kids: Dari Konveksi Keluarga hingga Brand Fashion Anak yang Menginspirasi UMKM Indonesia

Awal Perjalanan dari Konveksi Keluarga

Berawal dari usaha konveksi rumahan di Bandung, pasangan suami istri Bu Imas dan suaminya telah menekuni dunia jahit-menjahit selama lebih dari dua dekade. Dari yang semula hanya menerima jasa maklun, perlahan usaha mereka berkembang menjadi garmen kecil berbadan hukum. Perjalanan panjang ini bukan tanpa tantangan—terutama ketika pandemi datang dan pasar garmen berubah drastis.

Di tengah situasi tersebut, keduanya memutuskan untuk kembali bangkit dengan menciptakan brand mereka sendiri. Setelah beberapa kali mencoba di segmen pakaian dewasa, mereka akhirnya menemukan arah baru di kategori anak-anak. Dari sinilah, pada tahun 2024, lahirlah Pamo Kids, sebuah brand fashion anak yang lahir dari pengalaman, keberanian, dan harapan.

Kolaborasi Keluarga dan Generasi Muda

Kehadiran Pamo Kids tidak bisa dilepaskan dari semangat lintas generasi. Clarissa, putri dari Bu Imas, menjadi motor utama dalam mengembangkan brand ini. Ia mengelola strategi pemasaran, membangun toko online, hingga menyiapkan kehadiran Pamo Kids di berbagai pameran dan event.

Kombinasi antara pengalaman orang tua dalam produksi dan kreativitas anak muda dalam digital marketing membuat Pamo Kids tumbuh adaptif terhadap perubahan zaman. Bahkan, dalam proses kreatifnya, mereka melibatkan anak-anak muda dari luar keluarga untuk memperkuat tim konten dan pemasaran, memberikan ruang bagi generasi baru untuk belajar dan berdaya di industri kreatif.

Pamo Kids: Dari Konveksi Keluarga hingga Brand Fashion Anak yang Menginspirasi UMKM Indonesia

Produk Berkualitas dari Tangan Lokal

Pamo Kids hadir dengan filosofi sederhana: menghadirkan pakaian anak yang nyaman, aman, dan terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. Salah satu produk andalan mereka adalah overall berbahan corduroy 100% katun, yang menjadi favorit para pelanggan. Produk ini melewati proses double washing, sehingga lebih lembut dan aman digunakan anak-anak tanpa perlu dicuci ulang.

Tak hanya di toko daring, Pamo Kids juga aktif mengikuti berbagai pameran seperti Baby Expo untuk memperkenalkan produknya secara langsung. Melalui interaksi tatap muka, pelanggan dapat melihat dan merasakan kualitas bahan serta hasil jahitan yang rapi. Respons pasar pun positif, dengan banyak sekolah TK yang memesan produk Pamo Kids secara massal untuk seragam kelulusan.

Konsistensi, Riset, dan Semangat untuk Terus Belajar

Keberhasilan Pamo Kids tidak datang begitu saja. Di baliknya ada konsistensi dan keinginan kuat untuk terus belajar. Clarissa dan timnya melakukan riset berkelanjutan terhadap preferensi pelanggan, dari bahan hingga warna yang disukai. Mereka juga memastikan setiap produk memiliki daya saing tinggi, baik dari sisi kenyamanan maupun estetika.

Selain itu, mereka rutin mengikuti pelatihan untuk memperdalam ilmu pemasaran digital, termasuk pelatihan TikTok Marketing, agar dapat menyesuaikan diri dengan tren penjualan masa kini. Langkah ini menjadi bentuk komitmen bahwa UMKM lokal pun bisa bertransformasi dan bertahan di tengah perubahan pasar yang cepat.

Harapan ke Depan untuk Pamo Kids

Kini, Pamo Kids berupaya memperluas jangkauannya ke lebih banyak pelanggan di seluruh Indonesia. Meskipun masih beroperasi dengan sumber daya terbatas, semangat keluarga dan komitmen terhadap kualitas menjadi modal utama untuk terus berkembang. Mereka juga bercita-cita menghadirkan gerai offline yang lebih besar, sekaligus memperkuat kehadiran di berbagai platform digital.

Kisah Pamo Kids menjadi cerminan semangat UMKM Indonesia yang tak mudah menyerah. Dari konveksi sederhana hingga menjadi brand yang dipercaya banyak orang, perjalanan mereka membuktikan bahwa ketekunan, kolaborasi, dan keberanian untuk terus belajar adalah kunci dalam membangun usaha yang bermakna dan berdaya.

Bagikan :

Artikel Terkait

Untuk Ziah: Perjuangan Bu Tini Sembuhkan Anaknya

Kehilangan orang-orang tersayang dengan begitu cepat tak pernah terbayangkan di hidup Tini Martini (37 tahun) sebelumnya. Dia telah kehilangan anak pertamanya karena sakit 10 tahun lalu. 6 tahun kemudian, suaminya meninggal karena penyakit yang jantung yang diderita. Kini hanya ada Siti Fadhillah (7 tahun) yang akrab disapa Ziah bersamanya. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang

Selengkapnya »
Toko Service HP Pak Agus

Toko Service HP untuk Pak Agus, Pejuang Penyintas Tumor Kaki

Toko Service HP Pak Agus – Namanya Agus Sofian (33th), ia adalah pria asal pedalaman Sumatera Barat yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ia merantau membawa keluarganya, yakni seorang istri, anak, dan keponakan. Meskipun kehidupan kota begitu  keras , dengan segala keterbatassanya Pak Agus tak letih untuk berjuang tanpa

Selengkapnya »
Rumah Tahfidz Permata

Rumah Tahfidz Permata : Hari Santri, Bangun Ekonomi Negeri

Sejak tahun 2015, Hari Santri diperingati tiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22. Dalam peringatan Hari Santri tahun ini, Evermos turut  mengenang perjuangan dan teladan jihad para santri Rumah Tahfidz Permata dengan menyelenggarakan acara Kajian dan Doa bertemakan, “Peran Santri Dalam Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Materi Kajian dibawakan langsung oleh Dr. KH. Abdul Ghofur

Selengkapnya »