Dari Proyek Kuliah yang Sederhana Menjadi Brand Aksesori Bernilai Tinggi
Perjalanan Tjorak Mootera bermula dari langkah kecil yang tidak pernah direncanakan jauh sebelumnya. Saat itu, Mutiara Deviena Dwi Putri masih menempuh semester akhir perkuliahan dan diwajibkan membuat proyek bisnis sebagai bagian dari tugas akhir. Di tengah kebingungan menentukan ide yang sesuai minat, situasi pandemi COVID-19 justru membuka peluang yang tak disangka. Kebutuhan akan masker dan konektor hijab meningkat drastis, dan dari sinilah ia mulai mencoba membuat konektor sederhana yang dipadukan dengan masker kain buatan tantenya.
Awalnya, semuanya dikerjakan dari rumah dengan kemampuan yang ia pelajari sendiri. Mutiara hanya ingin menyelesaikan tugas akhir, namun respon positif dari orang-orang di sekitarnya membuat ia mulai melihat potensi lebih besar. Dari sekadar konektor, ia mulai melebarkan kreativitasnya ke produk lain seperti kalung dan gelang. Untuk mengasah kemampuan, ia bahkan mengikuti workshop pembuatan dompet manik-manik di Bandung yang berlangsung hampir seharian penuh. Pengalaman tersebut menjadi titik awal lahirnya brand aksesori yang kini dikenal sebagai Tjorak Mootera.
Inovasi, Ketelitian, dan Proses Kreatif yang Menjadi Identitas Brand
Seiring waktu, Mutiara menyadari bahwa tren tidak selalu bertahan lama. Konektor masker yang dulu sangat dibutuhkan kini tidak lagi relevan, sehingga ia harus memutar arah. Untuk menjawab kebutuhan pasar, ia terus mencari inspirasi, melakukan riset, mempelajari tren manik-manik, hingga mencoba berbagai teknik baru agar produknya memiliki ciri khas. Meski sifat perfeksionis sering membuat prosesnya memakan waktu lebih lama dari yang seharusnya, itulah yang justru menjadi kekuatan Tjorak Mootera: kualitas, detail, dan kerapian yang konsisten.
Setiap produk dibuat dengan ketelitian tinggi karena Mutiara percaya bahwa aksesori bukan hanya barang pelengkap, tetapi sesuatu yang membawa rasa percaya diri bagi penggunanya. Ia ingin setiap pembeli merasakan kesenangan dan kebahagiaan saat mengenakan karya-karyanya. Dari sini, Tjorak Mootera tumbuh bukan hanya sebagai brand, tetapi sebagai representasi dari kreativitas dan proses belajar tanpa henti.
Mengangkat Tradisi Lewat Manik Kaca Jombang yang Ramah Lingkungan
Salah satu ciri khas terbesar Tjorak Mootera adalah penggunaan manik kaca Jombang, sebuah kerajinan tradisional yang dibuat dari limbah kaca. Motif ini tidak hanya menghadirkan estetika unik, namun juga membawa nilai budaya yang kuat. Melalui pilihan material ini, Mutiara berharap dapat ikut melestarikan tradisi lokal yang mulai jarang ditemui, sekaligus mendukung upaya pengurangan limbah melalui proses produksi yang lebih ramah lingkungan.
Dengan mengangkat kembali manik kaca Jombang ke dalam desain modern, Tjorak Mootera berhasil menjembatani generasi muda dengan kekayaan warisan Indonesia. Setiap aksesori bukan hanya sekadar produk, melainkan cerita tentang keberlanjutan, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Workshop, Volunteer, dan Ruang Belajar bagi Banyak Orang
Selain fokus pada produksi, Mutiara juga menghadirkan dampak sosial melalui berbagai workshop membuat aksesori. Kegiatan ini membuka ruang bagi perempuan, anak muda, hingga para reseller Evermos untuk belajar teknik dasar merangkai manik-manik, mengenal peluang usaha baru, sekaligus menemukan kegiatan positif yang bisa menjadi sarana healing.
Untuk memastikan proses workshop berjalan lancar, Mutiara sering mengajak volunteer muda yang sebelumnya telah mengenal teknik dasar pembuatan aksesori. Kehadiran mereka sangat membantu peserta yang mengalami kesulitan saat praktik, sehingga suasana workshop menjadi lebih inklusif dan hangat. Keberadaan volunteer ini juga memberikan kesempatan bagi anak muda untuk belajar menjadi fasilitator, berkontribusi, dan memperluas jaringan.
Melalui workshop ini, Tjorak Mootera tidak hanya menciptakan produk, tetapi juga menciptakan ruang pemberdayaan yang menghubungkan banyak orang. Ada yang datang hanya ingin belajar, ada yang mencari kegiatan baru, dan ada pula yang kemudian menemukan peluang usaha mandiri berkat pengalaman tersebut.
Tantangan, Konsistensi, dan Harapan untuk Masa Depan
Perjalanan membangun Tjorak Mootera tentu tidak lepas dari berbagai tantangan. Saat awal menjalankan usaha, Mutiara harus membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan produksi aksesori. Keterbatasan SDM membuat proses pengerjaan produk membutuhkan waktu lebih lama. Promosi yang belum optimal juga menjadi hambatan karena ia harus mengatur semuanya seorang diri.
Meski begitu, konsistensi dan kemauan untuk terus belajar membuat Tjorak Mootera tetap bertahan. Mutiara percaya bahwa usaha kecil membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Selama ada niat untuk memulai, terus mencoba, dan beradaptasi, sebuah brand akan menemukan jalannya sendiri.
Ke depannya, Mutiara berharap Tjorak Mootera dapat menjadi wadah kreativitas yang lebih besar lagi—tempat bagi orang-orang yang sedang mencari kegiatan baru, butuh ruang untuk mengekspresikan diri, atau ingin belajar membuat aksesori dengan suasana yang menyenangkan. Ia juga ingin brand ini terus tumbuh dengan membawa nilai budaya, keberlanjutan, dan dampak positif bagi masyarakat.
UMKM Indonesia: Kekuatan Baru dari Kreativitas Lokal
Kisah Tjorak Mootera membuktikan bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh melalui inovasi dan keberanian memulai. Dari proyek sederhana di masa kuliah, kini menjadi brand yang membawa nilai sosial, budaya, dan lingkungan. Dengan langkah kecil yang dijalani konsisten, produk lokal dapat menjadi inspirasi, membawa manfaat, dan memberikan dampak nyata bagi banyak orang.











