Seri Mutiara Hadis Riyadhush Shalihin 05 – Sabar adalah Karunia Terbaik

Redaksi Hadis:  

وَعَنْ أبي سَعيدٍ سَعْد بْن مَالِك بْن سِنَانٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ قَالَ: وَمَنْ يسْتعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ. وَمَا أُعْطِىَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْراً وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ. متفق عليه

Dari Abu Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan al-Khudri (radhiyallahu ‘anhu), bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda: “Siapa yang berusaha menjaga kehormatan dirinya (dari perkara yang haram) maka Allah akan memeliharanya. Siapa berusaha merasa berkecukupan (dengan pemberian Allah) maka Allah akan menjadikannya berkecukupan. Siapa yang berusaha bersabar maka Allah akan menjadikannya bersabar. Tidaklah seseorang mendapatkan karunia yang lebih baik dan lebih lapang dibandingkan kesabaran.” [Muttafaq ‘alaih]

Sumber: pexels.com

Penjelasan:

Hadis di atas menunjukkan bahwa kemampuan untuk bersabar adalah termasuk karunia terbaik yang Allah Ta’ala berikan kepada para hamba-Nya.

Banyak orang keliru dengan memandang bahwa karunia dan rezeki itu bersifat materi yang tampak saja (tangible). Padahal rezeki itu juga mencakup hal-hal yang tidak tampak, seperti cinta, kesabaran, dan seterusnya.

Terkait cinta, misalnya, Nabi pernah bersabda tentang Khadijah,

إِنِّي قَدْ رُزِقْتُ حُبَّهَا – رواه مسلم

Sungguh, aku telah diberi rezeki kecintaan kepadanya.”[1]

Kembali kepada redaksi hadis di atas, kesabaran adalah karunia yang sangat besar. Kesabaran mendatangkan pahala tanpa batas, sekaligus juga merupakan sebab kelapangan hati dan kebahagiaan, sebagaimana yang dapat kita dapat saksikan dari kehidupan orang-orang yang sabar.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dipenuhi pahala mereka tanpa batas.” [QS az-Zumar: 10]

Di samping pahala yang sangat besar, sabar juga mendatangkan kesuksesan, menjadi sebab pertolongan dan Allah membersamai orang-orang yang sabar.

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong. Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar.” [QS al-Baqarah: 153.]

Terkait ayat tersebut, dalam Tafsir al-Manar dijelaskan tentang ada suatu kaidah dalam kehidupan (sunnatullah), bahwa semua kesuksesan dan amal yang besar tidak akan terealisasi tanpa keteguhan serta konsistensi, dan hal tersebut tentunya dibangun di atas kesabaran. Adapun orang yang tidak sabar, maka tidak akan dibersamai dan tidak ditolong oleh Allah, dikarenakan ia tidak mengikuti sunnatullah yang berlaku dalam kehidupan.[2]

Ilustrasinya, bahkan untuk mendapatkan anak, kita perlu bersabar dengan prosesnya selama sekitar sembilan bulan. Begitu pula untuk membangun karir dan bisnis yang mapan maka diperlukan waktu yang cukup.

Nabi bersabda,

وَاعْلَمْ  … أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Ketahuilah… sungguh kesuksesan itu bersama kesabaran, kelapangan itu bersama dengan kesukaran, dan kesulitan itu bersama dengan kemudahan.”[3]

Apa faktor sukses? Kalau Anda menjawab kerja keras, maka jawabannya kurang tepat. Anggaplah benar bahwa semua orang sukses itu bekerja keras, tapi tidak semua orang yang bekerja keras itu sukses. Bahkan, mayoritas orang yang bekerja keras itu belum terkategori sebagai orang sukses.

Jadi bagaimana? Dikatakan bahwa: Success is when opportunity meets preparation. Sukses itu adalah kesempatan bertemu dengan kesiapan. Jadi, faktor sangat penting untuk sukses adalah adanya kesempatan atau momentum, berupa dukungan yang dari lingkungan, tempat, waktu, jaringan dan semisalnya. Salah satu buku yang mengulas tentang hal tersebut adalah Outliers: The Story of Success, karya Malcolm Gladwell.

Intinya, kita bisa mengontrol usaha dan kesiapan, dengan kerja keras dan semisalnya. Tapi momentum itu di luar kontrol kita. Di situlah urgensi kesabaran yang mendatangkan pertolongan Allah untuk memperoleh momentum tersebut.

 

Footnote:

[1]  HR Muslim no. 2435.

[2]  Lihat Tafsir al-Manar, vol. II, hlm. 30.

[3]  HR Ahmad no. 2803. Syaikh al-Albani menilai hadis tersebut valid dalam Shahih al-Jami’ no. 6806 dan ash-Shahihah no. 2382.