Evermos Impact Stories

Tingkatkan Ekonomi Keluarga Jadi Alasan Awal Gabung Evermos Menjadi ibu rumah tangga dengan suami dan ketiga anak tanpa memiliki pekerjaan lain, terkadang membuat Mbak Erna merasa jenuh dan ingin memiliki pekerjaan yang lebih produktif. Berkat melihat status WA teman yang memposting produk dan harga, beliau bisa tertarik untuk berjualan. Demi menjawab rasa penasarannya, Mbak Erna

Gabung Evermos untuk Masa Depan Anak  Membesarkan anak merupakan tanggung jawab orang tua. Itulah yang dialami Teh Ani. Beliau ingin bisa membesarkan ketiga anaknya dengan sebaik-baiknya. Meski anaknya yang  paling besar baru berusia 10 tahun dan anak yang paling kecil baru berusia 15 bulan, beliau menyadari sebagai orang tua harus bisa memenuhi kebutuhan anak, salah

Perjalanan bisnis tidak selalu mulus, begitu pun yang dialami Kang Adi Jauhari atau disapa Kang Adi. Sebelum mendirikan brand Arra, beliau telah berganti-ganti produk untuk dijual. Sampai akhirnya mendapat pesanan untuk membuat baju koko dan ternyata memiliki prospek yang bagus untuk bisnis. Saat bulan Ramadhan, beliau menjual produk tersebut dan sangat laris hingga memperoleh keuntungan

Awal Gabung Evermos Terbiasa kerja lalu harus resign bukanlah hal yang mudah untuk Teh Novie. Keputusan resign kerja terpaksa dilakukan karena anak sakit yang mengharuskan sering berobat ke rumah sakit. Namun setelah anak sembuh, Teh Novie merasa tidak memiliki kesibukan dan merasa jenuh. Pengalaman sebagai pekerja bank membuatnya terbiasa produktif. Itu sebabnya, beliau berusaha untuk

Jualan di Tengah Rutinitas Karyawan – Bekerja secara full-time sembari menjadi reseller Evermos tentu bukanlah hal mudah, kita harus bisa mengatur prioritas dan terus konsisten dalam berusaha. Tantangan ini juga dialami oleh Vales, seorang single mother asal Bandung yang juga merupakan salah satu karyawan Evermos. Ketika Vales mencoba peruntungannya untuk menjadi reseller Evermos, tentu hal

Ikhtiar Baru Bersama Evermos – Sejak bercerai dengan suaminya di tahun 2021 lalu, Teh Wiwi harus mencari rezeki seorang diri demi menghidupi satu anaknya yang masih kelas 5 SD. Anaknya pun tak pernah sama sekali mendapatkan kiriman rezeki dari ayahnya semenjak mereka berpisah. Sehari-harinya, Teh Wiwi berjualan di warung kecil yang ia buka di depan