Elva Nadiya Bertumbuh Bersama Batik: Perjalanan Natta Line dari Reseller hingga Produksi Sendiri

Elva Nadiya Rahmatika, merupakan ibu rumah tangga yang sukses menjalankan brand Natta Line sebagai Batik Indonesia sejak tahun 2015. Lahirnya Natta Line berawal dari Elva yang saat itu merantau ke kota Bandung bersama suami dan anak pertamanya. Sebagai ibu rumah tangga, Elva merasa hari-harinya di rumah masih perlu diisi dengan kegiatan lain yang lebih produktif lagi. Melihat peluang menjanjikan dari bisnis online, seorang diri, Elva akhirnya merintis Natta Line dari nol yang kini dikenal sebagai brand pakaian batik asal Bandung.  

Meniti Bisnis Sebagai Reseller, Kini Mantap Membangun Brand Baju Batik Indonesia

Telah berjalan lebih dari 10 tahun, Natta Line awalnya bukanlah sebuah brand pakaian batik, melainkan toko online yang menjual pakaian dewasa. Sistem bisnisnya pun masih sebagai reseller dan dropshipper dengan menyetok beberapa produk dari supplier. Sebagai reseller, Elva secara konsisten berjualan sepanjang tahun 2015 hingga 2016 dengan penjualan yang cukup stabil. Hingga pada tahun 2017, setelah melahirkan anak keduanya, Elva memutuskan untuk menghentikan sementara bisnis Natta Line agar bisa fokus menjalani peran sebagai ibu rumah tangga.

Satu tahun kemudian, setelah anak keduanya berusia satu tahun, Elva Nadiya perlahan mulai menjalankan bisnis Natta Line kembali. Elva dengan kreativitasnya mencari inovasi baru untuk Natta Line. Saat itulah ia bertemu dengan seorang tetangga yang merupakan penjahit yang memproduksi pakaian anak-anak dan baju batik. Awalnya, Elva memutuskan untuk menjadi reseller saja, namun satu tahun berjalan, pada tahun 2019 Elva kemudian memproduksi pakaian batik sendiri untuk brand Natta Line. Keputusan ini juga didasari niat Elva memberikan kualitas dan pelayanan terbaik ke pembeli. Sebab, ketika menyetok produk dari penjahit, motif dan bahan batik yang tersedia cukup terbatas.

Memproduksi Pakaian Batik Indonesia Berkualitas, Elva Bekerja Sama dengan Para Penjahit dan Pengrajin Batik Indonesia

Memproduksi pakaian batik sendiri berarti Elva perlu bekerja sama dengan para pengrajin batik lokal, mulai dari batik Garutan, batik Solo, batik Cirebon, dan lain-lain. Pemilihan pengrajin juga dilakukan dengan teliti. Untuk mendapatkan kain batik Garutan, Elva melakukan survei dengan memesan batik secara online dari Garut dan memastikan kualitas kain, kerapihan motif, dan aspek lainnya layak untuk diproduksi hingga dijual ke pembeli. Adapun untuk batik klasik atau batik lawasan, Elva mendatangi langsung daerah penghasil batik lawasan untuk survei dan memeriksa langsung kualitas kainnya. Menurut Elva, batik lawasan yang masih cukup jarang ada di pakaian anak-anak sangat potensial untuk dijual. Saat sudah yakin dengan kualitasnya, Elva menjalin kerja sama dengan para pengrajin di setiap jenis batik untuk memproduksi pakaian Natta Line. 

Selain menjual pakaian dari kain batik cetak dan tulis (handmade), Elva juga memproduksi pakaian dari batik printing dengan menyetok kain roll berbagai motif. Inovasi ini berawal dari mulai banyaknya pelanggan yang memesan pakaian couple dengan warna dan ukuran yang di custom. Elva juga membuka sistem pre-order agar warna hingga kualitas pakaian batik yang dibuat tidak mengecewakan pelanggan. Berawal dari be kerja sama dengan dua penjahit, Natta Line berhasil berkembang hingga kini memiliki empat penjahit, satu orang di bagian finishing pakaian, dan juga satu karyawan yang khusus menangani dokumentasi untuk bahan promosi dan katalog produk. 

Elva Nadiya Bertumbuh Bersama Batik: Perjalanan Natta Line dari Reseller hingga Produksi Sendiri

Kesempatan Belajar Banyak Baru dari Brand Miliknya

Ada banyak dampak positif yang Elva Nadiya rasakan selama perjalanannya mengelola Natta Line. Selain tentunya menambah pemasukan dan membantu perekonomian keluarga, sebagai ibu rumah tangga, berbisnis memberikan kesempatan bagi Elva untuk belajar hal baru setiap harinya, terutama mengenai jualan online. Apalagi, perkembangan bisnis online yang cepat menuntut Elva untuk selalu update dan mengikuti perubahan yang ada. Elva juga kerap menggali ilmu dan strategi agar produknya selalu diterima oleh masyarakat. 

Dengan pengalamannya Elva juga kerap membagikan tips, cara-cara, dan strategi berbisnis kepada teman-temannya yang baru ingin terjun ke dunia bisnis online. Selain itu, berbisnis juga membuat Elva bisa membuka lapangan kerja bagi para penjahit dan tim produksi, serta menjalin kerja sama dengan para pengrajin batik, sehingga Elva turut melestarikan batik sebagai salah satu kebudayaan Indonesia.  

Berhasil Bangkit dengan Inovasi Baru Saat Pandemi Covid-19

Tantangan selama jualan online tentu juga dirasakan oleh Elva Nadiya. Saat penjualan sedang naik-naiknya, pandemi Covid-19 melanda dan berdampak cukup signifikan kepada Natta Line. Akibatnya, produksi pakaian menjadi berkurang untuk menghindari kerugian. Namun, dengan kreativitasnya, Elva bisa mencari jalan keluar dengan inovasi menjual masker batik yang saat itu sedang tinggi peminatnya. Ketika Covid-19 mulai mereda, penjualan Natta Line mulai membaik dan produksi baju-baju batik mulai ditingkatkan kembali. 

Selain saat Covid-19, Elva juga merasakan penurunan penjualan Natta Line akhir-akhir ini. Namun, hal ini tidak menurunkan semangat dan tekadnya untuk selalu berjuang. Solusi yang Elva lakukan yaitu dengan memproduksi dan menjual produk-produk yang best seller. Menurutnya, ketika produk yang ia jual berkualitas, maka pasti akan bertemu dengan pembeli yang tepat.

Cara Elva Nadiya Membagi Peran Sebagai Pebisnis, Istri, dan Ibu 

Jualan online memang sudah menjadi rutinitas harian yang Elva Nadiya lakukan, namun di samping itu, membagi waktu serta perannya sebagai istri dan ibu juga tidak pernah tertinggal. Sejak memiliki tim produksi, Elva memiliki waktu yang lebih fleksibel karena bantuan dari tim nya. Selain itu, usia kedua anaknya yang kini menginjak kelas 1 dan 4 sekolah dasar sudah lebih meyakinkan Elva untuk terkadang bisa melepas anaknya bermain. Elva juga memiliki waktu di siang hingga sore hari untuk fokus berjualan, sementara anak-anaknya bersekolah. Tetapi, pastinya Elva juga selalu memastikan kebutuhan rumah tangga sudah terpenuhi sebelum melanjutkan pekerjaannya. 

Elva Nadiya Bertumbuh Bersama Batik: Perjalanan Natta Line dari Reseller hingga Produksi Sendiri

Harapan dan Tips Bisnis dari Elva untuk Calon Pengusaha  

Bisa membuka offline store untuk Natta Line menjadi salah satu harapan besar yang ingin Elva Nadiya wujudkan suatu saat nanti. Sejak terjun ke jualan online di tahun 2015, Elva sangat merasakan banyaknya perubahan dalam dunia bisnis. Contohnya, jika dulu penjualan hanya lewat WhatsApp, kini banyak pelanggan yang berbelanja melalui live shopping. Mengikuti perubahan ini tentu sangat penting bagi Elva. Karena itu, menurutnya offline store bisa lebih membantu keberlangsungan bisnisnya untuk jangka panjang, dan ditambah dengan produk yang lebih beragam serta diterima dengan positif oleh pelanggan. 

Elva Nadiya juga turut memberikan tips bagi para calon pengusaha dalam berbisnis. Menurutnya, kunci penting untuk memulai bisnis adalah keberanian untuk mencoba. Ketika keinginan sudah muncul, ide sudah di angan-angan, maka jangan takut untuk mencoba memulainya. Selanjutnya, kerjakan segalanya dengan konsisten dan pantang menyerah. Pesan Elva, sukses dalam berbisnis bukanlah hal yang instan, sehingga penjualan yang sepi di awal merintis adalah hal yang lumrah terjadi. Namun, jika seorang pebisnis bisa terus berusaha, mencoba segala strategi penjualan, dan menjual produk yang berkualitas, maka pasti semakin berkembang dan dilirik banyak pembeli.

Untuk selengkapnya terkait berkolaborasi dengan kami, silahkan kunjungi: https://evermos.id/kontak/

Bagikan :

Artikel Terkait

Untuk Ziah: Perjuangan Bu Tini Sembuhkan Anaknya

Kehilangan orang-orang tersayang dengan begitu cepat tak pernah terbayangkan di hidup Tini Martini (37 tahun) sebelumnya. Dia telah kehilangan anak pertamanya karena sakit 10 tahun lalu. 6 tahun kemudian, suaminya meninggal karena penyakit yang jantung yang diderita. Kini hanya ada Siti Fadhillah (7 tahun) yang akrab disapa Ziah bersamanya. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang

Selengkapnya »
Toko Service HP Pak Agus

Toko Service HP untuk Pak Agus, Pejuang Penyintas Tumor Kaki

Toko Service HP Pak Agus – Namanya Agus Sofian (33th), ia adalah pria asal pedalaman Sumatera Barat yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ia merantau membawa keluarganya, yakni seorang istri, anak, dan keponakan. Meskipun kehidupan kota begitu  keras , dengan segala keterbatassanya Pak Agus tak letih untuk berjuang tanpa

Selengkapnya »
Rumah Tahfidz Permata

Rumah Tahfidz Permata : Hari Santri, Bangun Ekonomi Negeri

Sejak tahun 2015, Hari Santri diperingati tiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22. Dalam peringatan Hari Santri tahun ini, Evermos turut  mengenang perjuangan dan teladan jihad para santri Rumah Tahfidz Permata dengan menyelenggarakan acara Kajian dan Doa bertemakan, “Peran Santri Dalam Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Materi Kajian dibawakan langsung oleh Dr. KH. Abdul Ghofur

Selengkapnya »