Perkembangan digitalisasi UMKM menuntut para penjual offline, contohnya Teh Lina, owner Dylan 19, untuk terus berinovasi. Menurutnya, mengikuti perkembangan teknologi dan berinovasi menjadi hal penting agar bisnis tetap bisa bertahan. Oleh karena itu, Teh Lina untuk mempelajari digital marketing dan berinovasi demi mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya.
Dari Jualan di Tanah Abang, Kini Jadi Vendor Evermos
Sebelum gabung Evermos, Bisnis Teh Lina, Dylan 19 telah lebih dulu berjalan yakni berjualan offline di Tanah Abang selama kurang lebih 7 tahun. Namun karena pandemi Covid-19, penjualan menurun. Di sisi lain, adanya pandemi Covid-19 membuat penjualan offline berbagai produk beralih pada penjualan online. Efeknya, toko-toko, termasuk milik Teh Lina di Tanah Abang jadi sepi dan penjualan menurun. Oleh karena itu, beliau memutuskan untuk beralih ke penjualan online agar usahanya tidak tertinggal.
Ketika memulai jualan online, tentunya Teh Lina mengalami berbagai kendala dan tantangan. Pertama, beliau beserta karyawan belum terbiasa jualan online sehingga merasa ribet ketika harus packing, promosi, ketersediaan stok, dan lain sebagainya. Walaupun begitu, beliau tetap konsisten untuk jualan online dan memutuskan untuk membuat toko di beberapa marketplace dan gabung jadi vendor di Evermos. Teh Lina menceritakan awal mula beliau gabung jadi vendor Evermos. Saat itu, beliau mendapat tawaran dari salah satu Tim Evermos yang sedang mengadakan stand di Pasar Tanah Abang. Sejak itu, beliau bergabung jadi vendor Evermos dan kini sudah berjalan kurang lebih 3 tahun.
Dylan 19, Brand Produk Perlengkapan Rumah Tangga
Bisnis yang dijalani Teh Lina sudah menggunakan brand sendiri yakni Dylan 19. Brand ini menjual berbagai produk perlengkapan rumah tangga, seperti sarung bantal, sprei, taplak meja dan sebagainya. Produk-produk tersebut saat ini sudah diproduksi sendiri sehingga Teh Lina sudah memiliki tim khusus untuk produksi. Produk Dylan 19 ini memiliki peminat yang cukup banyak dari berbagai darah, bahkan hingga ke Papua. Oleh karena itu, sebisa mungkin Teh Lina berusaha untuk mempertahankan kualitas produk dan pelayanan agar para customer-nya repeat order.
Berbagai produk yang tersedia di Dylan 19, berawal dari hanya menjual sprei. Alasannya karena Teh Lina memang memiliki basic jualan sprei. Ketika penjualan meningkat dan ada permintaan konsumen untuk produk lainnya, beliau berusaha untuk menjual produk baru hingga saat ini sudah tersedia berbagai jenis produk perlengkapan rumah tangga maupun pakaian. Menurut Teh Lina, saat berbisnis kita harus peka terhadap peluang dan bisa membaca kebutuhan konsumen. Dengan begitu, kita bisa memiliki peluang untuk membesarkan bisnis kita.
Tantangan Selama Berbisnis, Harus Mau Adaptasi dan Mengikuti Tren
Melakukan rutinitas baru memang membutuhkan kebiasaan dan terkadang membutuhkan adaptasi yang cukup lama, seperti yang dialami Teh Lina ketika beralih jualan offline ke online. Tak hanya, beliau yang merasa kesusahan ternyata para karyawannya juga mengeluhkan hal yang sama. Tantangan yang paling tricky yakni mengelola ketersediaan stok. Pasalnya, selain jualan online, Teh Lina juga masih jualan offline. Karena itu, terkadang ada stok yang di marketplace masih tersedia ternyata di stok fisiknya sudah tidak ada karena dijual secara offline.
Tantangan lain yang dihadapi Teh Lina yakni memenuhi kebutuhan pasar. Menurutnya, pelaku usaha harus peka terhadap kebutuhan pasar, tren dan sebagainya, apalagi untuk produk-produk yang memiliki perubahan tren sangat cepat. Hal tersebut menjadi salah satu tantangan Teh Lina dalam menjalankan bisnis, apalagi trend motif kain sangat cepat berubah sehingga sebuah tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusi.
Anak Jadi Motivasi Teh Lina untuk Tetap Semangat Berbisnis
Saat menjalankan usaha, Teh Lina mengaku semangatnya naik turun. Namun, beliau berusaha untuk tetap semangat dan konsisten menjalankan usahanya mengingat kebutuhan anak yang sangat banyak. Beliau ingin bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, terutama memberikan bekal pendidikan yang terbaik. Meski saat ini anaknya masih SMP dan berumur 3 tahun, Teh Yulia menyadari bahwa biaya pendidikan maupun kebutuhan lainnya sangat besar. Oleh karena itu, beliau berusaha semaksimal mungkin dalam berbisnis agar bisa mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
Harapan dan Tips Bisnis Teh Lina
Sebagai pebisnis, Teh Lina pasti ingin omset bisnisnya bisa meningkat. Selain itu, beliau juga berharap bisa memenuhi permintaan reseller maupun customer dengan baik. Selain itu, beliau juga berharap komplain dari customer bisa berkurang bahkan tidak ada. Intinya, Teh Lina berharap usahanya bisa terus berkembang. Beliau berusaha untuk selalu amanah dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk customer. Menurut beliau, amanah dan pelayanan yang terbaik merupakan salah satu strategi untuk menjaga bisnis agar tetap berjalan.