Menjahit Mimpi dari Keresahan: Bagaimana NAWLA Menjadi Harapan Baru UMKM Indonesia

Berawal dari Keresahan dan Cinta pada Dunia Fashion

Kisah lahirnya NAWLA berakar dari sebuah kegelisahan sederhana. Sebagai seorang anak muda yang gemar berpenampilan rapi, Alwan sering merasa sulit menemukan pakaian pria lokal yang nyaman, lembut, dan tetap terjangkau. Di tengah ramainya produk fashion lokal saat itu, Alwan merasa masih ada ruang besar untuk menghadirkan produk dengan kualitas yang lebih baik.

Pengalamannya sebagai direktur di sebuah brand fashion muslim selama beberapa tahun membuatnya semakin memahami dinamika industri ini. Namun, di balik perjalanan profesionalnya, Alwan menyimpan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang lebih personal, sebuah brand yang benar-benar mencerminkan keyakinan dan seleranya sendiri. Dari sanalah gagasan tentang NAWLA lahir, mengambil nama dari pembalikan namanya sebagai simbol kesungguhan dan identitas.

Pada awalnya, NAWLA bukanlah proyek besar. Alwan membangunnya pelan-pelan, tanpa rencana ambisius dan tanpa tekanan untuk menjadikannya sumber pendapatan utama. Namun, justru dari kesederhanaan itulah tumbuh sebuah ruang baru bagi Alwan untuk mengenal dirinya lebih dalam dan menemukan arah baru dalam kariernya.

Dari B2B ke B2C: Tantangan Baru yang Membuka Peluang

Sebelum mendirikan NAWLA, Alwan terbiasa mengelola bisnis berbasis B2B, bekerja sama dengan reseller dan distributor. Melalui NAWLA, ia memutuskan untuk memasuki dunia B2C, menjangkau pelanggan secara langsung. Perubahan ini menghadirkan tantangan baru yang tidak pernah ia alami sebelumnya.

Manajemen stok menjadi tantangan terbesar. Dalam fashion, variasi warna dan ukuran dapat menciptakan risiko deadstock jika tidak dikelola dengan cermat, sebuah tantangan besar bagi banyak UMKM Indonesia dengan modal terbatas. Alwan melihat langsung bagaimana stok yang tidak bergerak dapat membebani bisnis kecil. Untuk menjawab itu, ia mengembangkan strategi test and scale.

Setiap produk baru diuji terlebih dahulu dengan produksi terbatas. Jika diterima oleh pasar, barulah produk tersebut diperbanyak. Jika tidak, produk dihentikan tanpa ragu. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi risiko, tetapi juga memudahkan perputaran stok dan membantu NAWLA menjaga kualitas produk yang benar-benar dibutuhkan pelanggan.

Menjahit Mimpi dari Keresahan: Bagaimana NAWLA Menjadi Harapan Baru UMKM Indonesia

Menghadirkan Produk yang Tulus dan Personal

Satu hal yang membedakan NAWLA adalah sentuhan personal yang kuat pada setiap produknya. Semua desain yang hadir tidak hanya mengikuti tren, melainkan berangkat dari pengalaman Alwan sendiri. Ia ingin menciptakan pakaian pria yang tipis namun tidak menerawang, lembut namun tetap rapi, dan nyaman dikenakan sehari-hari.

Alwan melakukan proses kreatifnya dengan sederhana namun efektif. Ide sering muncul dari kebiasaan sehari-hari, dari obrolan dengan teman, atau dari pengamatannya terhadap gaya berpakaian anak muda. Dalam banyak kasus, proses dari ide hingga sampel berjalan cepat karena ia percaya bahwa intuisi adalah aset penting dalam membangun brand fashion.

Tak hanya itu, Alwan juga membentuk tim yang bekerja secara remote dengan pendekatan Gen Z: fleksibel, kolaboratif, dan tetap disiplin pada KPI. Model kerja ini menciptakan lingkungan yang efisien dan membuat proses produksi serta operasional tetap berjalan meski tim tidak berada di satu tempat yang sama. Fleksibilitas ini membantu NAWLA tumbuh lebih dinamis dan adaptif terhadap perubahan pasar.

Titik Balik yang Menguatkan Tekad

Tahun 2025 menjadi salah satu titik balik besar dalam perjalanan Alwan. Dengan keberanian penuh, ia memutuskan untuk meninggalkan posisinya sebagai direktur di perusahaan sebelumnya dan fokus membangun NAWLA. Keputusan itu bukan perkara mudah, namun bagi Alwan, NAWLA memiliki nilai lebih dari sekadar bisnis.

Ia memandang NAWLA sebagai karya yang ingin ia wariskan kepada anak cucunya kelak. Brand ini bukan hanya tentang pakaian, tetapi tentang perjalanan, identitas, dan mimpi yang ia bangun dengan tangannya sendiri. Pilihan untuk fokus pada NAWLA mencerminkan tekadnya untuk membangun brand dengan fondasi kuat dan nilai yang jelas.

Menjahit Mimpi dari Keresahan: Bagaimana NAWLA Menjadi Harapan Baru UMKM Indonesia

Kolaborasi yang Membuka Jalan Baru

Di tengah perjalanannya, Alwan kembali bekerja sama dengan Evermos platform yang sebelumnya juga mendukung brand lamanya. Melalui Evermos, NAWLA dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan stabil dari sisi penjualan. Setiap hari, NAWLA menerima order yang konsisten, membantu brand ini tumbuh dengan ritme yang sehat dan terukur.

Kolaborasi dengan Evermos menjadi bukti bahwa dukungan ekosistem yang kuat mampu mempercepat pertumbuhan UMKM Indonesia. Alwan melihat bagaimana kombinasi kualitas produk, kejujuran brand, dan kanal distribusi yang tepat dapat menciptakan peluang besar bahkan bagi bisnis yang bermula dari keresahan kecil.

Menjadi Inspirasi bagi UMKM Indonesia

Kisah NAWLA adalah pengingat bahwa perjalanan bisnis tidak selalu harus dimulai dengan modal besar atau strategi rumit. Terkadang, perjalanan itu bermula dari rasa tidak puas, dari keberanian untuk mencoba, dan dari keinginan tulus untuk menghadirkan sesuatu yang lebih baik.

Dari keresahan sederhana seorang anak muda, lahirlah brand yang kini dicintai banyak orang. NAWLA menjadi contoh nyata bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang ketika dijalankan dengan ketulusan, keberanian, dan dedikasi yang konsisten.

Dengan setiap produk yang diciptakan, NAWLA membawa pesan bahwa karya lokal bisa berdampak besar. Dan bahwa setiap langkah kecil, jika dijalani dengan hati, dapat tumbuh menjadi perjalanan yang menginspirasi banyak orang.

Bagikan :

Artikel Terkait

Untuk Ziah: Perjuangan Bu Tini Sembuhkan Anaknya

Kehilangan orang-orang tersayang dengan begitu cepat tak pernah terbayangkan di hidup Tini Martini (37 tahun) sebelumnya. Dia telah kehilangan anak pertamanya karena sakit 10 tahun lalu. 6 tahun kemudian, suaminya meninggal karena penyakit yang jantung yang diderita. Kini hanya ada Siti Fadhillah (7 tahun) yang akrab disapa Ziah bersamanya. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang

Selengkapnya »
Toko Service HP Pak Agus

Toko Service HP untuk Pak Agus, Pejuang Penyintas Tumor Kaki

Toko Service HP Pak Agus – Namanya Agus Sofian (33th), ia adalah pria asal pedalaman Sumatera Barat yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ia merantau membawa keluarganya, yakni seorang istri, anak, dan keponakan. Meskipun kehidupan kota begitu  keras , dengan segala keterbatassanya Pak Agus tak letih untuk berjuang tanpa

Selengkapnya »
Rumah Tahfidz Permata

Rumah Tahfidz Permata : Hari Santri, Bangun Ekonomi Negeri

Sejak tahun 2015, Hari Santri diperingati tiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22. Dalam peringatan Hari Santri tahun ini, Evermos turut  mengenang perjuangan dan teladan jihad para santri Rumah Tahfidz Permata dengan menyelenggarakan acara Kajian dan Doa bertemakan, “Peran Santri Dalam Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Materi Kajian dibawakan langsung oleh Dr. KH. Abdul Ghofur

Selengkapnya »