Bangkit untuk Menebar Manfaat : Cerita Ustaz Dadi Penginisiasi Pesantren Tuli

Meskipun tidak ada manusia yang sempurna, sebaik-baiknya manusia adalah yang mampu bermanfaat untuk sesama. Itulah prinsip yang menjadikan sosok Ustaz Dadi Al-Islamabad asal Bandung ini ingin terus berbagi ilmu. Meskipun Allah memberi ujian kehilangan pendengaran tepat ketika ia berusia 12 tahun, dia yakin ada skenario terbaik dari Allah agar dirinya bisa menjadi manusia bermanfaat. 

Butuh 11 Tahun Agar Ustaz Dadi Bangkit dan Menerima Takdir Allah SWT

Sungguh singkat memang, waktu yang pernah diberikan untuk Ustaz Dadi agar bisa mendengar normal suara lantunan Qur’an hingga berhasil menjadi hafizh di usia muda. Ia tidak pernah menyangka, suatu saat Allah SWT akan mengambil kemampuannya untuk mendengar. Hingga keterpurukan sempat membuat hidup tampak tidak lagi punya makna baginya.

Butuh waktu 11 tahun bagi Ustaz Dadi menerima kondisi dirinya yang tidak bisa lagi mendengar. Selama itu juga Ustaz Dadi hanya berdiam diri di rumah, merasa marah, kesal, dan kecewa dengan kondisinya. Tidak ada yang dilakukannya saat itu. Hanya makan dan tidur saja setiap hari.

Kenyataan berat baru menamparnya ketika sang Ayah meninggal dunia. Ustaz Dadi menyadari kenapa selama ini ia begitu menyia-nyiakan hidupnya. Tidak mensyukuri bahwa sebenarnya ada banyak nikmat lainnya yang Allah SWT berikan, namun tidak disadarinya. Akhirnya, baru di usia Ustaz Dadi yang ke-23, ia mencoba bangkit dan melanjutkan sekolah di SLB.

Ia sekolah mandiri ke Sumedang, di SLB tersebut Ustaz Dadi menyadari bahwa tuli tidak berarti buruk. Dengan mudahnya bahkan ia bisa mengikuti pelajaran di sekolah itu. Di antaranya baca tulis Al-Qur’an dan Matematika menjadi kelebihannya. Hingga lambat laun, dengan bimbingan dari gurunya juga, Ustaz Dadi mulai mengajari anak-anak lain khususnya yang tuli seperti dirinya.

“Ternyata ada tujuan Allah menakdirkan aku tuli. Mungkin aku ditakdirkan tuli agar aku bisa mengajarkan anak-anak tuli lainnya agar bisa setara. Karena mereka hanya bisa paham dengan aku yang menerangkan pada mereka.” – Ungkap Ustaz Dadi.

Perjuangan Ustaz Dadi Memberikan Manfaat Terbaik Bagi Para Teman Tuli 

Bangkit untuk Menebar Manfaat : Cerita Ustaz Dadi Penginisiasi Pesantren Tuli

Ustaz Dadi menuturkan, dahulu masih belum ada yang memakai Al-Qur’an isyarat. Anak-anak tuli hanya bisa belajar secara verbal dari menyalin saja. Menurutnya, seharusnya anak-anak tidak dipaksa untuk mengikuti pembelajaran dengan cara normal seperti anak yang tidak tuli. Mereka akan lebih paham ketika bisa belajar dengan menggunakan Bahasa isyarat juga. Hingga akhirnya, beliau memperoleh buku dari Arab yang isinya tentang hijaiyah isyarat. Ia pun dengan tekun terus mempelajari hingga hafal seluruh isi bukunya.

Hingga mulai dari tahun 2017, Ustaz Dadi menjadi pengajar Al-Qur’an yang menggunakan Bahasa isyarat dari yang mulanya masih hijaiyah gundul. Hingga terus berkembang dan berkembang menjadi hijaiyah isyarat yang sudah lebih kaya. Dia berharap agar teman-teman tuli tetap semangat beribadah meskipun memiliki keterbatasan. 

Bercita-cita Mendirikan Pesantren Tuli Pertama di Jawa Barat

Meskipun di beberapa daerah sudah mulai bermunculan pesantren khusus tuli, tetapi di Jawa Barat masih belum ada. Kebanyakan tempat belajar Al-Qur’an yang ada di jawa barat khusus tuli masih berupa rumah Qur’an atau TPA. Karena itu, cita-cita Ustaz Dadi mendirikan Pesantren Tuli dimana setiap teman tuli bisa menuntut ilmu Al-Qur’an juga tinggal di dalamnya, terbilang bisa jadi yang pertama di Jawa Barat.

Ustaz Dadi tidak mengira ada banyak orang baik yang ternyata mendukung mimpi besarnya membangun Pesantren Tuli pertama di Jawa Barat ini. Alhamdulillah, beliau mendapatkan bantuan sebesar Rp291.042.055 dari para donatur Yayasan Sahabat Beramal Jariyah. Dana ini pun langsung disalurkan pada Jum’at, 5 Agustus 2022 lalu yang dibantu oleh tim Yayasan Sahabat Beramal Jariyah. 

Perjalanan untuk sampai ke mimpinya itu bukan hanya tentang nominal. Saat ini, beliau masih mengajar di sebuah ruangan yang berada di rumah orang tua salah satu murid tulinya. Ruangan itu jelas tidak besar dan terbatas. Bukan pesantren, ia menamainya “Rumah Qur’an” yang terletak di wilayah Antapani, Kota Bandung.

Bangkit untuk Menebar Manfaat : Cerita Ustaz Dadi Penginisiasi Pesantren Tuli

Padahal, kini semakin banyak yang antusias ingin menjadi murid Ustaz Dadi khususnya untuk belajar baca tulis hingga menjadi penghafal Qur’an. Bahkan ada yang rela datang jauh-jauh dari luar kota setiap minggunya demi bisa belajar bersama beliau . Sayangnya, setiap ada yang bertanya apakah di tempat mengajar beliau ini ada kamar untuk menginap atau tidak, beliau bersama dua pengurus rumah qur’an lainnya hanya bisa mengatakan tidak ada.

Dana donasi yang didapatkan sudah dibelikan perlengkapan dan peralatan untuk Rumah Qur’an Tuli ini. Sayangnya, untuk pemilihan tanah tempat pembangunan Pesantren Tuli nantinya, masih dalam tahap menemukan tempat yang cocok di kecamatan Antapani. Lokasinya tak hanya harus strategis, tetapi juga ramah untuk para teman tuli.

Hikmah yang Bisa Didapat

Melalui Ustaz Dadi, kita belajar, apa yang terlihat buruk di mata manusia, bisa jadi begitu baik sebenarnya menurut Allah SWT. Dalam keterbatasannya saja, beliau akhirnya bisa menemukan alasan untuknya menjadi manusia bermanfaat. Semoga semakin banyak lagi teman tuli yang bisa merasakan manfaat dari ilmu yang diajarkannya, terutama dengan keberadaan Pesantren Tuli ini di wilayah Jawa Barat nantinya, insya Allah.

Untuk membaca kisah inspiratif lainnya, silahkan untuk mengunjungi situs Impact.

Bagikan :

Artikel Terkait
Evermos
Evermos HQ

Jl. Ir. H. Juanda No.95, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132

Website ini merupakan bagian resmi dari  Evermos.com

Download Aplikasi

Evermos
Evermos HQ

Jl. Ir. H. Juanda No.95, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132

Tentang Kami

Informasi Lainnya

Download Aplikasi

Website ini merupakan bagian resmi dari  Evermos.com