Jika sebagian besar orang akan mendahulukan passion baru peluang, hal ini tidak berlaku untuk Mas Yuska. Beliau mengaku lebih mendahulukan peluang dibanding passion. Prinsip ini beliau terapkan saat berbisnis kurma Aliya. Sebelumnya, beliau telah berbisnis di bidang tourism namun beralih bisnis kurma saat melihat ada peluang lebih dari bisnis tersebut.
Tak hanya itu, Mas Yuska juga ingin bisnisnya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya saja. Karena itu, beliau berusaha membagikan manfaat bisnisnya untuk orang lain melalui sistem dropship/reseller dan memberdayakan masyarakat sekitar untuk jadi karyawan Aliya. Dari situ, beliau berharap Aliya bisa memberikan banyak manfaat untuk orang lain.
Awal Mula Bisnis Kurma Aliya
Sebelum bisnis kurma, Mas Yuska menjadi salah satu tim startup namun tiba-tiba harus berhenti dan akhirnya berbisnis tourism. Bisnis kurma dimulai ketika istri Mas Yuska hamil dan memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai guru. Saat itu, beliau mendorong istrinya untuk berbisnis dan tercetuslah ide bisnis kurma. Saat itu, bisnisnya masih menggunakan nama Rumah Kurma Bandung. Promosi dan penjualannya melalui sosial media seperti instagram. Berkat ketekunan istrinya, bisnis ini semakin besar dan tentunya penghasilannya juga semakin besar. Dari situ, akhirnya Mas Yuska memutuskan untuk fokus bisnis kurma ini dengan brand Aliya.
Nama Aliya terinspirasi dari nama sebuah tempat di Madinah yang bernama Awali, yang mana daerah tersebut menjadi tempat produksi kurma ajwa. Secara Bahasa Arab pun ternyata aliyah memiliki arti tinggi. Inilah awal mula Mas Yuska memutuskan brand Aliya ini untuk produk kurma yang berkualitas tinggi. Beliau ingin, produk ini bisa didistribusikan ke banyak tempat, salah satunya melalui Evermos. Mas Yuska akhirnya mendaftarkan brand kurma Aliya ini ke Evermos. Awalnya beliau hanya menjual kurma di Evermos, namun suatu ketika penjualannya anjlok sehingga beliau memutuskan untuk menjual produk lain di Evermos seperti produk-produk herbal.
Brand Aliya berfokus untuk jenis produk kurma ajwa dengan kualitas tinggi. Dari segi rasa, warna, dan ukuran dipilih dengan kualitas paling bagus. Itu sebabnya, harga kurma merek Aliya ini cukup tinggi tetapi banyak peminat. Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata ada kalangan tertentu yang ingin beli kurma harga murah tapi berkualitas. Karena harganya cukup tinggi, dampaknya tentu tidak semua kalangan bisa terjangkau. Itu sebabnya, Mas Yuska juga membuat brand baru yakni Buraidah untuk produk kurma kelas dua. Tujuannya adalah untuk memenuhi kalangan tertentu.
Perjalanan Bisnis Kurma Aliya
Bisnis kurma Aliya tidak serta merta langsung besar seperti sekarang ini. Mas Yuska memulainya secara bertahap. Mulai dari stok produk dalam jumlah kecil dan lama-lama saat semakin besar, beliau membeli freezer untuk meningkatkan skala bisnisnya. Terbukti, saat sudah ada freezer, beliau bisa mengambil produk kurma dengan kuantitas lebih banyak sehingga HPP-nya bisa lebih rendah dibanding sebelumnya. Harganya bisa bersaing dan memberikan peluang untuk orang-orang yang ingin jadi reseller bisa memperoleh harga yang lebih murah.
Saat penjualan semakin meningkat, Mas Yuska melihat data penjualan dan menilai bahwa bisnis kurma bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Sebab, bisnis kurma bisa untuk oleh-oleh haji/umroh maupun makanan kesehatan. Dari waktu ke waktu, penjualan naik drastis sehingga Mas Yuska bertekad untuk serius dan membesarkan bisnis kurma ini. Beliau memiliki cita-cita untuk jadi importir sehingga beliau secara bertahap mulai untuk meningkatkan penjualan dan mencari lebih banyak supplier. Usahanya berbuah manis, saat ini Mas Yuska sudah menjadi distributor kurma di Indonesia yang mana produknya sudah berhasil masuk di berbagai supermarket wilayah Jawa Barat.
Strategi dan Tantangan Bisnis Kurma Aliya
Salah satu strategi Mas Yuska menjaga tim internal bisnisnya adalah menjaga bisnis untuk tetap bertahan dan tumbuh. Sebab, jika bisnis redup kepercayaan karyawan bisa berkurang dan mereka ragu untuk bertahan. Jadi, kuncinya adalah growing. Dengan melihat bisnis terus tumbuh, karyawan akan yakin bahwa bisnis itu bisa mereka jadikan pijakan untuk memperoleh penghasilan. Jika seperti itu, keinginan karyawan untuk resign bisa diminimalkan dan mereka pun tidak takut sewaktu-waktu terkena pemberhentian kerja.
Selain itu, Mas Yuska dan istri juga berusaha untuk selalu peduli terhadap karyawan.
Mas Yuska menyadari dirinya termasuk tipe orang yang agresif dalam bisnis, berbeda dengan istrinya yang memiliki rasa peduli tinggi. Menurut beliau, sifat keduanya bisa menjadi kombinasi yang tepat untuk bisnis dan karyawan. Mereka berusaha untuk menumbuhkan bisnis secepat mungkin tetapi tetap memperhatikan kondisi karyawan. Mereka berusaha untuk tidak langsung menyalahkan karyawan jika misal ada kesalahan atau kendala serta sering memberikan reward dan edukasi. Harapannya, kepedulian dari owner bisa memberikan motivasi kepada karyawan untuk bertumbuh dan pastinya jadi tim yang solid.
Tips Bisnis dari Mas Yuska
Ada banyak tips bisnis dari Mas Yuska yang bisa kita pelajari. Menurut beliau, dalam menciptakan bisnis atau brand sebaiknya memang kita benar-benar menyukainya. Banyak orang mungkin bingung mendahulukan passion dulu atau opportunity dulu. Dari keduanya, Mas Yuska memutuskan untuk memilih opportunity atau peluang dulu. Jika bisnis sudah berjalan dan prospeknya bagus, tugas kita adalah menumbuhkan passion yang ada. “Jadi, kalau peluang sudah kita ambil, kita harus total untuk menjalankannya,” ungkap Mas Yuska.
Mas Yuska juga memiliki prinsip ‘start small, move fast’ yang berarti mulai dari kecil, bergerak cepat. Menurutnya, memulai sesuatu tidak harus dari hal besar, cukup langkah kecil tapi bergerak cepat. Saat mewujudkan cita-cita, kita harus fokus terhadap apa yang sudah kita rencanakan. Sama halnya dengan yang dilakukan Mas Yuska saat bisnis kurma Aliya. Beliau memiliki cita-cita untuk jadi importir, namun karena tidak memungkinkan untuk langsung jadi importir beliau memutuskan untuk memulai bisnis dari sistem reseller. Sambil berjalan, beliau belajar dan berusaha untuk meningkatkan kapasitas agar bisnis bisa naik perlahan. Menurut Mas Yuska, proses tersebut bisa memperkokoh pondasi kita dalam berbisnis.
Pentingnya Mindset Ala Mas Yuska
Memulai sesuatu tidak harus dengan modal besar. Jangan sampai kita mengalami blocking mind sehingga kita tidak jadi menjalankan mimpi kita. Kita bisa memulai sesuatu dari hal kecil, asal mau belajar, berusaha, dan konsisten. Saat mulai berbisnis, jalani aja dulu, lama-lama kita akan bisa menemukan jalan yang tidak kita duga sebelumnya. Penerapan prinsip ‘start small, move fast’’ memang dirasa sangat efektif untuk menjalankan bisnis.
Baca berita terbaru, informatif dan inspiratif lainnya di Evermos Impact.