Kustika Dewi: Dari Ibu Rumah Tangga Menjadi Pemimpin Komunitas yang Menguatkan Banyak Perempuan

Di Bekasi Selatan, seorang ibu rumah tangga bernama Kustika Dewi menemukan jalur baru untuk berkembang setelah bertahun-tahun berhenti dari aktivitas berdagang offline. Perjalanan yang awalnya hanya dimulai dari rasa ingin kembali berjualan, berubah menjadi langkah besar dalam pemberdayaan diri dan pada akhirnya berdampak pada banyak perempuan lain di sekitarnya.

Melalui Evermos, Kustika bukan hanya kembali produktif, tetapi juga menemukan komunitas baru yang membuatnya merasa memiliki keluarga kedua. Dari seorang reseller, ia tumbuh menjadi seorang Kori (Koordinator Reseller Indonesia) yang tidak hanya fokus pada aktivitas jualan, tetapi juga pada membangun hubungan, menguatkan perempuan, dan menciptakan lingkungan yang saling mendukung.

Awal Perjalanan: Menemukan Kesempatan Baru di Tengah Rutinitas Ibu Rumah Tangga

Sebelum bergabung dengan Evermos, Kustika pernah memiliki toko kecil dan berjualan secara offline. Namun seiring waktu, tokonya tutup, dan ia kembali menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga selama bertahun-tahun.

Hingga satu hari di tahun 2019, saat membuka Facebook, ia menemukan Evermos dan merasa menemukan jalan baru untuk kembali produktif. Sistemnya berbeda dari pengalaman berdagang sebelumnya lebih ringan, tanpa perlu modal besar, dan bisa dilakukan dari rumah. Kesempatan ini membuatnya kembali percaya diri untuk mencoba, dan sejak saat itu ia aktif menjadi reseller.

Tidak lama setelahnya, ia mulai mengikuti berbagai kegiatan komunitas Evermos. Pendekatan yang hangat dan nuansa kekeluargaan membuatnya merasa nyaman dan diterima. Dari sanalah ia semakin yakin untuk terus berkembang bersama Evermos.

Bertumbuh Menjadi Kori: Memimpin, Mendampingi, dan Menguatkan Komunitas

Tahun 2020 menjadi titik penting ketika Evermos mulai membentuk struktur komunitas Kori. Berkat konsistensinya berjualan, keaktifan, dan kontribusinya, Kustika terpilih menjadi salah satu Kori di wilayah Bekasi Selatan.

Menjadi Kori berarti memegang tanggung jawab lebih besar. Tugas ini bukan hanya soal mendampingi reseller lain, tetapi juga tentang membangun kedekatan, mengenali latar belakang masing-masing anggota, serta menciptakan ruang aman bagi perempuan yang ingin berkembang.

Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah bagaimana menciptakan kepercayaan. Banyak reseller hanya berniat “coba-coba” seperti berjualan di marketplace lain dan belum memahami bahwa komunitas Evermos bisa menjadi tempat bertumbuh bersama.

Untuk mengatasinya, Kustika mengambil langkah berani: mendatangi mereka secara langsung. Dari satu rumah ke rumah lain, ia membangun kedekatan melalui percakapan sederhana, menanyakan keseharian, dan mengenal keluarga masing-masing.

Pendekatan ini membuat para reseller mulai merasa dihargai dan didukung, bukan sekadar diawasi. Dari kedekatan itulah, komunitasnya menjadi semakin solid dan saling percaya.

Komunitas yang Menguatkan: Dari Jualan Jadi Perjalanan Bersama

Bagi Kustika, hal paling berharga selama bersama Evermos bukan hanya peningkatan penghasilan, tetapi hadirnya keluarga baru. Ia merasakan bahwa budaya komunitas Evermos selalu menempatkan kebersamaan sebagai nilai utama.

Pendampingan yang ia lakukan tidak hanya fokus pada jualan, tetapi juga pada membangun rasa percaya diri dan semangat para reseller. Banyak di antaranya adalah ibu rumah tangga yang ingin kembali produktif namun bingung harus mulai dari mana.

Melalui interaksi rutin, sharing produk, hingga pertemuan langsung, komunitasnya tumbuh menjadi ruang belajar bersama. Dari situ pula, Bekasi Selatan berhasil meraih prestasi membanggakan, memenangkan Tamasya dari Evermos hingga empat kali.

Baginya, kebahagiaan terbesarnya bukan hanya ketika ia berhasil mencapai poin tinggi dan memperoleh reward pribadi seperti perjalanan ke Turki, motor, atau rumah. Yang paling berarti justru ketika melihat anggota komunitasnya ikut bertumbuh dan berprestasi.

Kustika Dewi: Dari Ibu Rumah Tangga Menjadi Pemimpin Komunitas yang Menguatkan Banyak Perempuan

Membangun Branding Pribadi sebagai Pemimpin Komunitas

Seiring waktu, Kustika belajar bahwa seorang Kori bukan hanya pendamping, tetapi juga representasi bagi komunitasnya. Ia perlu membangun branding personal agar dipercaya, terutama di era digital yang rawan penipuan.

Melalui interaksinya yang hangat dan konsisten, ia mampu menunjukkan kredibilitas sebagai pemimpin komunitas. Kepercayaan itu membuat para reseller semakin terbuka, mau belajar, dan termotivasi untuk meningkatkan kualitas jualannya.

Tak jarang, ia juga mendampingi mereka memahami cara membaca kebutuhan pelanggan, memilih produk yang tepat, hingga membangun strategi jualan yang lebih efektif mulai dari WhatsApp, Jakri, hingga marketplace.

Dampak Evermos: Ilmu, Relasi, dan Pintu Peluang Baru

Selama enam tahun bergabung dengan Evermos, Kustika merasakan berbagai manfaat non-materi maupun materi. Ia mendapatkan relasi baru, keterampilan berdagang digital, dan pengetahuan baru dari berbagai pelatihan komunitas.

Pendapatan tambahan dari Evermos membantunya memenuhi kebutuhan keluarga, sementara reward seperti perjalanan luar negeri dan hadiah lainnya menjadi pencapaian yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Namun lebih dari itu, ia merasakan perubahan terbesar dalam dirinya: tumbuhnya rasa percaya diri sebagai perempuan yang mampu memimpin, memotivasi, dan memberikan dampak bagi orang lain.

Harapan ke Depan: Terus Menguatkan Perempuan Melalui Pemberdayaan

Bagi Kustika, perjalanan ini belum selesai. Ke depan, ia berharap semakin banyak perempuan yang dapat merasakan manfaat dari ekosistem Evermos, mulai dari akses jualan tanpa modal, komunitas yang suportif, hingga peluang kolaborasi brand seperti yang dulu pernah ia lakukan saat memproduksi perlengkapan ibadah dan batik.

Ia ingin terus memperkuat komunitasnya dan membantu lebih banyak perempuan menemukan kesempatan untuk berdikari tanpa harus meninggalkan peran mereka di rumah.

Perjalanan Kustika Dewi membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan bisa dimulai dari hal sederhana, sebuah kesempatan untuk mencoba kembali. Melalui Evermos, ia tidak hanya tumbuh sebagai reseller, tetapi juga sebagai pemimpin yang menguatkan banyak perempuan lain.

Kisah ini menjadi contoh bahwa ketika perempuan diberi akses, dukungan, dan ruang untuk belajar, mereka dapat menciptakan dampak berlipat di keluarga maupun komunitas sekitarnya.

Bagikan :

Artikel Terkait

Untuk Ziah: Perjuangan Bu Tini Sembuhkan Anaknya

Kehilangan orang-orang tersayang dengan begitu cepat tak pernah terbayangkan di hidup Tini Martini (37 tahun) sebelumnya. Dia telah kehilangan anak pertamanya karena sakit 10 tahun lalu. 6 tahun kemudian, suaminya meninggal karena penyakit yang jantung yang diderita. Kini hanya ada Siti Fadhillah (7 tahun) yang akrab disapa Ziah bersamanya. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang

Selengkapnya »
Toko Service HP Pak Agus

Toko Service HP untuk Pak Agus, Pejuang Penyintas Tumor Kaki

Toko Service HP Pak Agus – Namanya Agus Sofian (33th), ia adalah pria asal pedalaman Sumatera Barat yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ia merantau membawa keluarganya, yakni seorang istri, anak, dan keponakan. Meskipun kehidupan kota begitu  keras , dengan segala keterbatassanya Pak Agus tak letih untuk berjuang tanpa

Selengkapnya »
Rumah Tahfidz Permata

Rumah Tahfidz Permata : Hari Santri, Bangun Ekonomi Negeri

Sejak tahun 2015, Hari Santri diperingati tiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22. Dalam peringatan Hari Santri tahun ini, Evermos turut  mengenang perjuangan dan teladan jihad para santri Rumah Tahfidz Permata dengan menyelenggarakan acara Kajian dan Doa bertemakan, “Peran Santri Dalam Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Materi Kajian dibawakan langsung oleh Dr. KH. Abdul Ghofur

Selengkapnya »