Brand Thobach: Dari Pekerja Pabrik Menjadi Penggerak UMKM Indonesia Melalui Usaha Tas Lokal

Di balik setiap produk buatan tangan, selalu ada kisah yang menggerakkan. Begitu pula dengan Thobach, brand tas lokal asal Bandung Barat yang dirintis oleh Agus Widodo. Usaha ini tidak lahir dari modal besar atau akses pendidikan tinggi, tetapi dari keberanian untuk keluar dari rutinitas dan keyakinan bahwa hidup yang bermanfaat adalah hidup yang dijalani dengan penuh usaha.

Perjalanan Agus dimulai dari pabrik tempat ia bekerja bertahun-tahun. Setiap hari terasa sama, dan penghasilannya pun tidak menunjukkan perubahan berarti. Dari pengalaman itulah ia menyadari bahwa masa depannya tidak bisa bergantung pada rutinitas tersebut. Ia mulai membayangkan kehidupan yang lebih mandiri, lebih bermakna, dan lebih bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Keputusan untuk keluar dari pekerjaan menjadi langkah besar yang mengubah seluruh arah hidupnya.

Awal Perjalanan: Mimpi yang Dibangun dari Ruang Sempit

Dengan bermodalkan satu mesin jahit di rumahnya, Agus memulai perjalanan di dunia konveksi. Awalnya ia menerima jasa produksi kecil-kecilan, sambil terus belajar secara otodidak, menonton video, membaca referensi, dan mencoba berbagai teknik baru. Meski berlatar belakang pendidikan SMA, hal itu tidak menghalanginya untuk terus belajar dan berkembang.

Dari proses kecil inilah benih pertama Thobach mulai tumbuh. Dengan kerja keras siang dan malam, Agus memahami apa yang dibutuhkan pelanggan, bagaimana menjaga kualitas, hingga bagaimana mengelola pesanan dengan lebih baik. Pelan tapi pasti, ia mulai membangun kepercayaan. Brand Thobach pun lahir, sebuah nama yang ia bawa dengan penuh keyakinan bahwa karya lokal bisa berdiri sejajar dengan brand besar lain.

Nilai yang Menjadi Fondasi: Kejujuran dan Istiqamah

Bagi Agus, dua nilai ini adalah fondasi utama: kejujuran dan istiqamah (konsistensi). Ia membangun relasi bisnis dari kepercayaan, termasuk dengan toko-toko bahan dan aksesoris yang sejak awal memberikan dukungan meski ia memulai dari nol. Kejujuran membuatnya dipercaya, sementara istiqamah membuatnya bertahan.

Agus tidak hanya memproduksi tas, ia membangun perjalanan panjang yang diisi dengan jatuh bangun. Dari bekerja tanpa bantuan hingga kini memiliki karyawan, semua dilalui dengan proses yang tidak instan. Namun berkat ketekunannya, Thobach kini semakin kokoh dan mulai memberikan manfaat nyata bagi banyak orang.

Brand Thobach: Dari Pekerja Pabrik Menjadi Penggerak UMKM Indonesia Melalui Usaha Tas Lokal

Memberdayakan Masyarakat Melalui Produksi Lokal

Salah satu dampak terbesar Thobach adalah pemberdayaan masyarakat. Usaha ini membuka peluang bagi warga sekitar, terutama para penjahit lokal di kawasan Cilame, Bandung Barat. Kini, lebih dari seratus penjahit terlibat langsung dalam proses produksi Thobach. Di masa tertentu, jaringan produksinya bahkan pernah melibatkan hingga ratusan orang di berbagai daerah.

Bagi banyak keluarga, bekerja bersama Thobach berarti memiliki penghasilan tambahan, mendapatkan keterampilan baru, dan berkesempatan ikut tumbuh bersama sebuah brand lokal. Agus tidak hanya menciptakan produk, ia membuka ruang untuk masyarakat berdaya secara ekonomi.

Dampak Lingkungan: Mengelola Limbah dengan Tanggung Jawab

Di tengah usaha yang berkembang, Thobach juga memperhatikan keberlanjutan. Sisa-sisa bahan produksi berupa potongan kain (perca) tidak dibuang begitu saja. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan dan diberikan kepada pengepul yang mengolahnya kembali menjadi barang bermanfaat seperti kursi atau perlengkapan rumah tangga.

Upaya ini bukan hanya mengurangi limbah tekstil, tetapi juga menjadi bentuk rasa syukur Agus atas perjalanan usahanya. Ia percaya bahwa setiap bahan, sekecil apa pun, bisa kembali memberi manfaat bila dikelola dengan tepat.

Brand Thobach: Dari Pekerja Pabrik Menjadi Penggerak UMKM Indonesia Melalui Usaha Tas Lokal Brand Thobach: Dari Pekerja Pabrik Menjadi Penggerak UMKM Indonesia Melalui Usaha Tas Lokal

UMKM Indonesia: Kolaborasi, Kreativitas, dan Dampak Nyata

Bagi Agus, UMKM Indonesia memiliki kesempatan besar untuk tumbuh. Menurutnya, era sekarang bukan hanya tentang kerja keras, tetapi juga kerja cerdas—memanfaatkan peluang, belajar dari teknologi, dan mengembangkan kreativitas. Ia melihat anak-anak muda memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan melalui UMKM.

Perjalanan Thobach adalah bukti bahwa brand lokal bisa tumbuh bukan hanya dari modal, tetapi dari tekad, nilai, dan komitmen untuk bermanfaat. Dari tempat yang sederhana, sebuah usaha bisa memberi dampak ekonomi, sosial, hingga lingkungan.

Harapan ke Depan

Agus berharap produk Thobach dapat diterima semakin luas oleh masyarakat Indonesia dan suatu hari dapat dikenal hingga mancanegara. Ia ingin terus membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar dan memastikan bahwa manfaat dari usahanya terus dirasakan oleh banyak orang.

Baginya, ukuran kesuksesan bukan hanya omzet, tapi seberapa besar dampak yang bisa ia berikan. Perjalanan Thobach membuktikan bahwa UMKM Indonesia mampu menjadi pilar penting dalam menggerakkan ekonomi, sekaligus membawa nilai kebaikan dalam setiap prosesnya.

Bagikan :

Artikel Terkait

Untuk Ziah: Perjuangan Bu Tini Sembuhkan Anaknya

Kehilangan orang-orang tersayang dengan begitu cepat tak pernah terbayangkan di hidup Tini Martini (37 tahun) sebelumnya. Dia telah kehilangan anak pertamanya karena sakit 10 tahun lalu. 6 tahun kemudian, suaminya meninggal karena penyakit yang jantung yang diderita. Kini hanya ada Siti Fadhillah (7 tahun) yang akrab disapa Ziah bersamanya. Ia tak mau kehilangan satu-satunya orang

Selengkapnya »
Toko Service HP Pak Agus

Toko Service HP untuk Pak Agus, Pejuang Penyintas Tumor Kaki

Toko Service HP Pak Agus – Namanya Agus Sofian (33th), ia adalah pria asal pedalaman Sumatera Barat yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ia merantau membawa keluarganya, yakni seorang istri, anak, dan keponakan. Meskipun kehidupan kota begitu  keras , dengan segala keterbatassanya Pak Agus tak letih untuk berjuang tanpa

Selengkapnya »
Rumah Tahfidz Permata

Rumah Tahfidz Permata : Hari Santri, Bangun Ekonomi Negeri

Sejak tahun 2015, Hari Santri diperingati tiap tanggal 22 Oktober berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22. Dalam peringatan Hari Santri tahun ini, Evermos turut  mengenang perjuangan dan teladan jihad para santri Rumah Tahfidz Permata dengan menyelenggarakan acara Kajian dan Doa bertemakan, “Peran Santri Dalam Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Materi Kajian dibawakan langsung oleh Dr. KH. Abdul Ghofur

Selengkapnya »