Awal Gabung Evermos
Terbiasa kerja lalu harus resign bukanlah hal yang mudah untuk Teh Novie. Keputusan resign kerja terpaksa dilakukan karena anak sakit yang mengharuskan sering berobat ke rumah sakit. Namun setelah anak sembuh, Teh Novie merasa tidak memiliki kesibukan dan merasa jenuh. Pengalaman sebagai pekerja bank membuatnya terbiasa produktif. Itu sebabnya, beliau berusaha untuk mencari kesibukan sehingga memutuskan bergabung dengan reseller Evermos, sesuai yang disarankan suaminya.
Belum pahamnya mengenai sistem reseller Evermos membuat Teh Novie harus belajar otodidak. Beliau belajar terlebih dahulu dengan suaminya yang lebih dulu menjadi reseller Evermos. Dikarenakan suaminya juga harus kerja di kantor, akhirnya membuat Teh Novie mau nggak mau harus belajar sendiri. Beliau semakin tertarik ketika tahu bahwa Evermos menggunakan sistem syariah.
Evermos merupakan platform social commerce reseller yang berusaha menerapkan nilai-nilai tijarah/bisnis komersial yang sesuai syariah dari hulu hingga hilir dan berkomitmen untuk menjaganya terus menerus penuh amanah dengan cara professional. Evermos juga berusaha memastikan agar para reseller dan mitra dapat merasa nyaman berbisnis dan bertransaksi di Evermos melalui nilai-nilai tersebut sehingga dapat mencapai tujuan ekonomi Islam yang lebih kuat. Hal ini yang membuat Teh Novie akhirnya tertarik karena beliau pun mengaku memiliki antusias untuk mengembangkan ekonomi syariah.
Semangat Jualan Online
Sistem Evermos memberikan kemudahan bagi para reseller-nya dalam mempromosikan produk. Aplikasi Evermos memiliki fitur untuk membagikan langsung produk ke sosial media seperti Whatsapp dengan mudah. Ini pula yang dilakukan oleh Teh Novie, beliau rutin men-share produk-produk tersebut ke status WA. Dari situ, pelanggan mulai berdatangan sehingga semakin membuat Teh Novie bersemangat untuk jualan.
Evermos menyediakan banyak produk dan brand yang bisa dijual. Meski begitu, Teh Novie tidak sembarangan dalam men-share produk. Beliau hanya mempromosikan produk yang beliau sudah tahu, paling sering produk untuk kebutuhan sehari-hari. Beliau juga belajar product knowledge untuk menunjang aktivitasnya sebagai reseller. “Jadi saya juga belajar product knowledge, saya sampai belajar komposisi produk dan sebagainya. Saya tidak ingin sembarangan menawarkan produk. Saat saya tahu detail produk, saya lebih bisa mempromosikan produk dan memberikan saran mengenai produk yang dibutuhkan calon konsumen. Jadi istilahnya, saya jualan palugada gitu,” ungkap Teh Novita.
Teh Novie mengungkapkan bahwa awalnya dia berjualan bukan semata-mata untuk mendapat komisi atau lainnya. Teh Novie bercerita, “Saya dulu nggak mikir ada komisi dan lain-lain. Saya juga ga kepikiran bonus gitu. Jadi awalnya cuma mikir ini berbasis syariah. Jadi, yang saya gaung-gaungkan adalah belanja berbasis syariah dan bisa sambil sedekah. Awalnya saya bukan orang yang tertarik untuk berjualan, tapi ternyata lama-lama tertarik. Bahkan, belum sampai sebulan saya sudah dimasukkan jadi top seller. Jadi image saya sebagai seorang penjual sudah terbentuk. Dari situ, saya semakin gencar berjualan dan orang-orang sering mencari saya untuk membantu mencari kebutuhan rumahnya.”
Awalnya Nggak Suka Jualan Jadi Hobi Jualan
Bekerja sebagai karyawan bank pasti sudah memiliki gaji tetap setiap bulannya. Hal ini pula yang dirasakan Teh Novie. Beliau pun mengaku kangen dengan rutinitas kerja saat anak sudah mulai sembuh dan bisa sekolah. Teh Novie ingin mengembangkan kreativitas sehingga menerima tantangan dari suami untuk jualan yang telah lebih dulu berminat bisnis.
Teh Novie bercerita bahwa suaminya juga bergabung menjadi reseller Evermos. Jadi keduanya bisa saling kerja sama, saling berbagi pelanggan, dan saling mendukung. Dari yang awalnya nggak suka jualan, akhirnya bisa menemukan kenyamanan dan kenikmatan berjualan sehingga menjadi hobi. Beliau pun mengaku senang karena berjualan tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga bisa bermanfaat untuk orang lain.
Tips Berjualan dari Teh Novie dan Suami
Setiap bisnis atau berjualan pasti memiliki tantangan. Kadang orang menganggap bisnis lebih enak dibanding menjadi karyawan. Padahal di balik itu, dalam perjalannya ada banyak tantangan agar sampai berhasil. Kadang orang hanya melihat ketika sudah sukses tanpa melihat perjuangan dan tantangannya, termasuk perihal keuntungan. Banyak orang mungkin menganggap bisnis atau jualan harus laba, padahal tidak selalu begitu. Dalam bisnis atau jualan harus ada teknik, kadang rugi dan kadang untung. Begitu pula yang dialami oleh Teh Novie dan Suami.
Selama menjadi reseller Evermos, Teh Novie belajar banyak hal terkait penjualan sehingga bisa menemukan strategi. “Saat saya berjualan, saya berusaha untuk memikirkan strateginya, saya berusaha untuk mengetahui product knowledge supaya saya bisa paham terhadap apa yang saya promosikan. Saya juga mengamati bagaimana karakter orang terhadap postingan produk saya sehingga membagi mereka menjadi beberapa kategori. Dari situ, saya bisa menangani pelanggan sesuai karakternya”, kata Teh Novie.
Teh Novie dan suami saling memberi dukungan dan sama-sama belajar untuk bisa jualan online. Bahkan mereka sering berbagi pesanan produk ke akun masing-masing agar sama-sama dapat keuntungan. Kemampuan jualan juga mereka tularkan ke anak-anak. Teh Novie dan suami berusaha untuk mengajari mereka berjualan sedini mungkin supaya bermanfaat untuk masa depan mereka ataupun orang lain.
Suami Teh Novie yang saat itu turut bergabung saat sesi wawancara dengan tim Evermos pun turut memberikan tips-nya. Menurutnya, dalam berbisnis harus ada teknik atau strateginya. Berjualan itu tidak selalu untung, kadang untuk satu produk tidak mengambil keuntungan, lalu di produk lainnya bisa mengambil keuntungan lebih banyak. Memulai bisnis harus memiliki keyakinan terlebih dahulu, kemudian bisa membangun kepercayaan konsumen. Dari situ, kita bisa menjaga bisnis agar konsisten dan stabil.
Di atas merupakan kisah inspiratif dari Teh Novie dan suami yang sama-sama bergabung menjadi reseller Evermos. Semoga kisahnya bisa diteladani dan bermanfaat.